Suara.com - Demam berdarah dengue alias DBD masih menjadi momok bagi masyarakat. Sayangnya, penyakit ini kerap dianggap sepele hingga tidak sedikit pasien yang mengalami komplikasi dan kematian karena telat mendapat pengobatan.
Data dari Kementerian Kesehatan menyebut di tahun 2022, jumlah kasus dengue mencapai 131.265 kasus yang mana sekitar 40% adalah anak-anak usia 0-14 tahun. Sementara, jumlah kematiannya mencapai 1.135 kasus dengan 73 persen terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
Gejala Demam Berdarah Dengue
Dengue disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya meliputi:
- demam tinggi,
- nyeri otot dan sendi,
- sakit kepala.
Jika kondisi pasien memburuk menjadi demam berdarah dengue (DBD), maka pasien dapat mengalami tanda perdarahan seperti:
- mimisan,
- gusi berdarah,
- bintik-bintik merah pada kulit.
Memahami gejala dan penyebab dengue dapat membantu masyarakat mengenali dan mencegah penyebaran penyakit ini.
ASEAN Dengue Day
ASEAN Dengue Day adalah peringatan tahunan yang diadakan di kawasan ASEAN pada tanggal 15 Juni untuk meningkatkan kesadaran tentang demam dengue dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat.
Pada tahun 2023, ASEAN Dengue Day menjadi momen penting di mana negara-negara anggota ASEAN bersatu untuk memerangi demam dengue secara bersama-sama.
Baca Juga: Diduga Lalai Nyalakan Obat Nyamuk, Gudang Kayu di Kota Jogja Terbakar
Momen ini menjadi penting karena demam dengue masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di kawasan ASEAN. Di Indonesia, total angka kasus DBD meningkat dari 73.518 orang pada 2021 menjadi 131.265 kasus pada 2022. Masih banyak dari pasien tersebut yang mengalami komplikasi serius atau bahkan kematian.
Melalui ASEAN Dengue Day, negara-negara anggota ASEAN dapat bekerja sama dalam menggalang dukungan, berbagi informasi, dan meningkatkan upaya pencegahan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat demam dengue.
Fasilitas layanan Kesehatan di daerah DKI Jakarta juga turut ikut serta dalam memerangi demam dengue. Salah satu di antaranya adalah Klinik Utama ACR CARE yang turut berperan dengan menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi dan melindungi masyarakat dari demam dengue. ACR CARE mengadopsi pendekatan yang holistik dalam pencegahan dan pengendalian demam dengue.
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh klinik ini termasuk:
Penyuluhan masyarakat: ACR CARE menyelenggarakan kampanye tentang demam dengue, memberikan informasi tentang cara mencegah dan mengenali penyakit ini. Mereka juga berbagi tips tentang pengendalian nyamuk Aedes aegypti dan mempromosikan kebersihan lingkungan.
Diagnosis cepat dan pengobatan: ACR CARE menawarkan layanan konsultasi dengan dokter, pemeriksaan darah untuk mengkonfirmasi diagnosis dan pengobatan dengue kepada pasien. Dengan adanya akses yang mudah ke layanan medis, pasien dapat segera mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda