Suara.com - Tanggal 29 Juni mendatang diperingati sebagai sebagai Hari Keluarga Nasional 2023. Tapi masih sedikit yang tahu tujuan dan sejarah Hari Keluarga Nasional dirayakan. Benarkah hanya untuk mengatasi stunting?
Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (KIE BKKBN), Eka Sulistia Ediningsih menjelaskan penetapan Hari Keluarga Nasional didasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 39 Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional.
Meski diperingatkan secara nasional, tapi bukan sebagai hari libur sehingga masyarakat Indonesia bisa beraktivitas seperti biasanya.
"Tanggal 29 Juni merupakan kristalisasi semangat pejuang Keluarga Berencana (KB) untuk memperkuat dan memperluas program KB,” ujar Eka melansir situs resmi BKKBN, Selasa (28/6/2023).
Sejarah Hari Keluarga Nasional
Seperti yang sudah disinggung Eka, Hari Keluarga Nasional tidak lepas dari penetapan program KB sebagai program nasional pada 2014 silam.
Tapi jauh sebelum itu, Hari Keluarga Nasional sudah lebih dulu dicanangkan Presiden Soeharto pada tanggal 29 Juni 1993 di Provinsi Lampung. Program ini juga dicetuskan Prof. Dr. Haryono Suyono yang saat itu menjabat sebagai Ketua BKKBN.
Ada 3 poin utama yang disampaikan Prof. Haryono kepada Presiden Soeharto terkait Hari Keluarga Nasional. Poin pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa. Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa.
Dan ketiga, membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga yang sejahtera. Ketiga poin itu disetujui, hingga tercipta Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni setiap tahunnya.
Baca Juga: Hidangan Favorit Keluarga, Resep Ayam Goreng yang Lembut dan Gurih
Keluarga Kunci Penurunan Stunting
Stunting memang jadi tantangan pemerintah sebagai pemangku kepentingan, harus bisa memastikan anak Indonesia lahir dengan gizi cukup. Sehingga keluarga memainkan peranan penting, karena langsung berhubungan dengan anak.
Apalagi data menunjukan satu dari empat balita di Indonesia mengalami stunting yakni kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan stimulasi lingkungan yang kurang mendukung.
Stunting adalah keadaan anak gagal tumbuh baik secara fisik maupun kognitif (kemampuan berpikir). Biasanya anak tumbuh lebih pendek dari teman sebayanya. Ini terjadi karena anak kurang mendapat asupan gizi seimbang, termasuk ASI dan zat yang merusak sel.
Kondisi ini berefek jangka panjang hingga lanjut usia. Stunting berdampak sangat buruk bagi masa depan anak-anak Indonesia.
“Perencanaan keluarga adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. Perencanaan keluarga menjadi titik upaya pencegahan stunting," kata Eka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia