Suara.com - Korea Selatan (Korsel) dilanda gelombang panas pasca akhir musim hujan. Kondisi itu menimbulkan banyaknya jumlah pasien korban yang mengalami sengatan panas.
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), pada Sabtu (29/7/2023), sebanyak 46 orang didiagnosa mengalami serangan panas atau heatstroke di seluruh Korsel pada Rabu, dan 62 orang pada Kamis, ketika peringatan gelombang panas diberlakukan untuk sebagian besar wilayah negara itu.
Perhitungan harian itu menunjukkan lonjakan tajam dari empat kasus heatstroke yang dilaporkan pada Minggu, kata badan tersebut. Sejak Korea Selatan memulai pemantauan terhadap heatstroke pada 20 Mei, mereka telah melaporkan 868 pasien hingga Kamis.
Lantas, apa itu heatstroke?
Sengatan panas atau heatstroke memang terjadi akibat panas terik matahari yang bisa sampai lebih dari 40 derajat selcius. Kondisi tersebut berbahaya bagi kondisi kesehatan manusia, tidak hanya sekadar kulit terbakar.
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, seseorang yang terkena heatstroke tubuhnya akan kesulitan mengontrol suhu badan. Kondisi itu terjadi karena paparan panas dengan suhu tinggi secara langsung sehingga menyebabkan kenaikan suhu inti tubuh sampai lebih dari 40 derajat celsius.
Jika kondisi itu tidak segera ditangani, dapat mengakibatkan kerusakan organ seperti otak, jantung, dan ginjal.
Seseorang yang terkena heatstroke bisa mengalami sejumlah sebagai berikut:
1. Suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 40 derajat celsius
Baca Juga: 5 Tips Mencegah Heatstroke pada Kucing, Jaga Mereka Tetap Sejuk
2. Kelelahan
3. Kulit panas dan kering
4. Denyut nadi dan frekuensi napas meningkat
5. Gangguan neurologis berupa penurunan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi, drowsiness (perasaan mengantuk yang kuat), hingga koma.
Bila seseorang sudab mengalami gejala heatstroke seperti itu harus mendapatkan penanganan segera. Penanganan yang dilakukan seperti, menempatkan di ruangan berpendingin, melepaskan pakaian yang tebal, kemudian dilakukan rehidrasi dengan cairan infus.
Namun penurunan suhu tubuh juga tidak bisa berlangsung cepat. Oleh karenanya, selama proses rehidrasi bisa dibantu dengan kompres es batu atau handuk dingin di sela-sela tubuh. Metode ini akan digunakan untuk membantu menurunkan panas tubuh lebih cepat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional