Suara.com - Banyak mitos seputar olahraga lari, salah satunya bisa menyebabkan lutut rusak, lantaran tertekan terus menerus. Kenapa ya bisa seperti itu, padahal lari bisa membuat hidup lebih sehat?
Lari salah satu kegiatan olahraga yang paling mudah dilakukan. Pelakunya hanya perlu mempersiapkan tubuh sebelum berlari, pakaian dan sepatu yang nyaman untuk berlari. Lari bermanfaat melatih kekuatan tulang dan otot kaki, berlari juga akan melatih jantung dan pernapasan agar bisa menghasilkan oksigen pada tubuh lebih banyak.
"Berlari memang kegiatan olahraga yang cukup sederhana untuk dilakukan, namun ini tidak menutup kemungkinan Anda untuk bisa terkena cedera. Berlari merupakan kegiatan yang menggunakan hampir seluruh tubuh Anda, sehingga risiko untuk bisa mengalami masalah seperti cedera pasti akan tetap selalu ada," ujar Hip and Knee Konsultan Panggul dan Lutut Eka Hospital BSD, dr. Ricky Edwin P. Hutapea, Sp.OT (K) melalui keterangan yang diterima suara.com, Jumat (18/8/2023).
Namun dr. Ricky menegaskan, kegiatan berlari tidak merusak lutut bila dilakukan dengan teknik dan porsi yang sesuai untuk masing-masing individu. Namun kurangnya pemanasan, pemilihan sepatu tidak sesuai, dan gerakan berlari yang kurang tepat bisa meningkatkan risiko cedera lutut.
"Kurangnya istirahat dan jadwal berlari yang terlalu ketat juga dapat meningkatkan risiko cedera, terutama jika otot dan sendi lutut Anda belum terbiasa dengan intensitas gerakan yang terlalu berat," papar dr. Ricky.
Berikit ini sederet cedera lutut yang perlu diwaspadai menurut dr. Ricky:
1. Runner’s knee
Runner’s knee merupakan cedera yang terjadi akibat patella (tempurung lutut) keluar dan menjadi tidak sejajar setelah berlari, menyebabkan tulang rawan di bawahnya menjadi teriritasi. Cedera ini bisa terjadi akibat gerakan berulang-ulang atau bisa karena posisi berlari yang kurang tepat.
2. Peradangan jaringan
Baca Juga: Pakai High Heels Lebih Dari 2 Jam Bisa Bikin Lutut dan Pinggang Sakit, Ini Penyebabnya
Peradangan jaringan merupakan radang yang terjadi pada jaringan lutut baik di tulang, sendi, ligamen, dan tulang rawan lutut. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan Anda untuk bisa terkena peradangan, seperti usia lanjut, obesitas, hingga terlalu sering melakukan aktivitas berat.
3. Iliotibial Band Syndrome (ITBS)
Iliotibial Band Syndrome atau ITBS merupakan cedera yang terjadi akibat penggunaan jaringan ikat paha bagian luar dan lutut yang disebut jaringan ikat iliotibial, secara berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan lutut bagian luar terasa nyeri seperti rasa terbakar.
4. Patellar Tendonitis
Patellar tendonitis atau yang dikenal sebagai jumper’s knee merupakan cedera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut (Patella) ke tulang kering Anda. Cedera ini biasanya terjadi pada orang yang sering melakukan olahraga yang mengharuskan mereka sering melompat seperti basket, namun tidak menutup bahwa cedera ini juga bisa terjadi pada saat lari.
"Cedera dari lari biasanya dapat ditangani "
dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation), yaitu mengistirahatkan kaki selama beberapa waktu dan melakukan perawatan rumah yaitu mengompres lutut dengan benda dingin dan meminum obat pereda nyeri," pungkas dr. Ricky.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar