Suara.com - Dokter Spesialis Paru membenarkan kondisi infeksi saluran napas akut (ISPA) yang mendera Menteri Keuangan Sri Mulyani, bisa disebabkan karena polusi udara Jakarta yang memburuk. Kenapa ya, kok bisa begitu?
Heboh Menkeu Sri Mulyani tidak bisa menjawab pertanyaan anggota Komisi XI DPR-RI saat rapat dengar pendapat (RDP) karena suaranya hilang. Ia mengaku terserang ISPA hingga sulit berbicara karena serak dan nyeri di tenggorokan.
"Suara saya hilang, jadi mohon izin Pak Wamen (Suahasil Nazara) saja (menjelaskan soal RAPBN 2024)," Menkeu Sri Mulyani yang hadir secara daring.
"Suara saya belum (jelas) Pak, tadi ingin bicara tapi belum bisa Pak. Yes, ISPA," sahut Menkes Sri Mulyani lagi saat ditanya pimpinan Komisi XI DPR-RI.
Menanggapi ini, dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), dr. Januar Habibi, B.Med.Sc., Sp.P menjelaskan sebenarnya ISPA disebabkan karena infeksi virus atau bakteri. Tapi kondisi ini bisa semakin diperparah karena polusi udara yang buruk.
"Karena momennya polusi, si virus aja udah ganggu kita itu ditambah polusi tentu saja (ISPA) akan semakin kambuh," ujar dr. Januar di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Jumat (1/9/2023).
Ia menambahkan, suara serak karena ISPA disebabkan zat polutan atau polusi mengiritasi di saluran napas. Ditambah, apabila iritasi terjadi terus menerus, khususnya di area pita suara maka bisa menyebabkan suara serak.
"Serak ini pasti karena adanya peradangan pada pita suara, jadi nggak cuma tenggorokan di bawah lagi ada pita suara. Kalau pita suara berdampak, tentu akan semakin serak," ungkap dr.Yanuar.
Dokter yang berpraktik di RS Pertamina Pusat (RSPP) ini menjelaskan, suara hilang karena ISPA seperti yang dikeluhkan Menkeu Sri Mulyani, bukan gejala yang harus ditakuti atau berbahaya.
Baca Juga: Dianggap Mencemari Udara, Dua Perusahaan Batu Bara di Jakarta Dilarang Beroperasi
Ini karena gejala ISPA yang harus diwaspadai jika sampai mengalami demam dan sesak napas, maka harus diobservasi lebih lanjut. Tapi sebelum itu, harus dicaritahu apakah pasien memang terpapar virus, bakteri atau polusi udara yang dihirupnya sangat banyak.
Apalagi kata dr. Yanuar, bakteri dan virus bisa 'menunggangi' atau menempel di zat polutan agar bisa masuk ke tubuh manusia dan menginfeksinya.
"Kalau (ISPA) parah itu sampai bikin demam. Kalau suara hilang cari tahu dulu ada pajanan atau tidak. Kalau untuk tipe-tipe orang yang banyak bicara seperti menteri, beliau banyak bicara kan," katanya.
"Kalau suara hilang ada peradangan di pita suara kita, jadi kalau tanpa polusi udara kalau sering berbicara konser teriak-teriak bisa karena itu," pungkas dr. Yanuar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?