Suara.com - Aksi Israel luncurkan roket di rumah sakit di Gaza, Palestina tuai banyak kecaman dari masyarakat. Pasalnya, akibat aksi tersebut banyak warga sipil dan tenaga media yang meninggal dunia karena serangan tersebut.
Bahkan, di rumah sakit yang menjadi sasaran penyerangan juga terdapat banyak anak-anak dan wanita, serta tenaga medis di dalamnya. Hal tersebut yang membuat aksi penyerangan itu menuai banyak kecaman.
Melihat adanya aksi tersebut, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) buka suara atas kasus yang menimpa para korban, khususnya tenaga medis. Hal ini karena tidak seharusnya rumah sakit menjadi sasaran untuk penyerangan.
Melalui rilis yang diterima Suara.com, Selasa (31/10/2023) PB IDI bersama World Medical Association (WMA) atau Asosiasi Medis Dunia, mengecam pihak berkonflik untuk menyerang fasilitas medis dan tenaga kesehatan.
Pihak yang berkonflik juga dituntut untuk mematuhi norma-norma Hukum Humaniter Internasional (IHL) untuk tidak menyerang fasilitas medis dan kendaraan tenaga kesehatan. Seharusnya, para tenaga kesehatan yang ada di lokasi konflik dilindungi dengan baik.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, DR Dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT secara tegas mengutuk aksi serangan kepada tenaga medis. Ia berharap para tenaga medis dan kesehatan yang ada di lokasi konflik dapat akses untuk merawat korban tanpa ancaman.
Hal ini karena keselamatan pasien dan masyarakat sipil seharusnya menjadi prioritas utama. Apalagi, sudah kewajiban para dokter untuk berusaha menjaga keselamatan para pasien.
“Sebagai dokter, kami mempunyai kewajiban etik untuk menempatkan keselamatan pasien dan komunitas masyarakat sipil diatas segalanya,” tegas Dr Adib.
Tidak hanya itu, para petugas kesehatan yang berada di lokasi konflik juga seharusnya memiliki sumber daya yang memadai untuk merawat para pasien. Koridor kemanusiaan harus digunakan untuk memastikan pengiriman pasokan medis penting dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Jalur Gaza dengan aman.
Demi menjaga keamanan warga sipil, PB IDI dan WMA meminta agar pihak yang berkonflik tidak saling menyerang warga sipil, fasilitas kesehatan, serta layanan lainnya. Justru, warga sipil, fasilitas kesehatan, dan akses lainnya harus diselamatkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja