Minimal invasive dimaksudkan tidak ada luka sayatan di kulit saat melakukan prosedur operasi ini, namun dilakukan dengan memasukkan alat endoscope seperti viber optic yang memiliki kamera di ujungnya sehingga dapat melihat dengan jelas dan detail kondisi pada organ saluran kencing mulai dari uretra (saluran kencing bawah) sampai dengan ginjal.
Alat ini dimasukkan melalui uretra kemudian masuk ke kandung kemih, muara ureter dan masuk ke dalam ureter hingga mencapai ke dalam ginjal. Ujungnya yang fleksibel memungkinkan alat ini untuk masuk ke dalam kalix (rongga-rongga) di dalam ginjal.
"Selanjutnya tergantung apa kebutuhannya, untuk menghancurkan batu ginjal atau penanganan masalah lainnya," jelas dr. Jefri.
Batu Ginjal
Saat ini karena di Indonesia kasus batu ginjal dan saluran kencing masih merupakan masalah utama di bidang urologi, maka prosedur RIRS ini banyak digunakan untuk penanganan batu ginjal.
Dengan metode RIRS, batu di ginjal dapat dihancurkan dengan menggunakan laser hingga menjadi serpihan-serpihan kecil seperti pasir, bahkan hingga menjadi debu.
Dengan menggunakan suction (alat penyedot), selanjutnya batu yang telah hancur dapat dikeluarkan atau keluar dengan sendirinya bersamaan dengan aliran kencing. RIRS juga dapat digunakan untuk melakukan biopsi atau ablasi dari tumor di ginjal.
Manfaat dan Keunggulan RIRS
Melansir laman ramsaysimedarby.co.id, RIRS bermanfaat untuk mendiagnostic kelainan pada saluran kencing mulai dari uretra, kandung kemih, ureter sampai ke ginjal dan bersamaan dengan prosedur diagnostic juga sekaligus untuk treatment kasus-kasus tertentu yang ditemukan, sehingga dapat diselesaikan dalam satu prosedur tindakan.
Kelebihan dari metode RIRS adalah prosedurnya minimal invasive, sehingga rasa sakit pasca operasi akan minimal, tanpa bekas luka operasi dan waktu perawatan dan pemulihannya lebih singkat dibanding metode operasi konvensional. Satu hari setelah operasi bahkan pasien sudah bisa pulang.
Dengan prosedur RIRS, pengobatan batu ginjal yang berukuran kecil hingga sedang sangat efektif, terutama batu-batu keras yang tidak dapat dipecahkan dengan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL).
Baca Juga: Stroke Harus Ditangani Secepat Mungkin, Kenali Gejalanya Untuk Penanganan Tepat
Selain Minimal Invasive atau tidak adanya luka operasi, kelebihan RIRS lainnya adalah saat pembiusan hanya diperlukan pembiusan separuh badan (regional) dan tidak diperlukan bius umum. Namun, untuk kondisi tertentu juga memungkinkan adanya bius umum.
Namun, RIRS bukanlah untuk tindakan operasi tumor dan batu yang besar. Batu yang dapat diindikasikan dengan RIRS adalah yang berukuran kurang dari 2 cm.
Artinya, perkiraan waktu yang diperlukan kurang dari 2 jam, guna menghindari risiko terjadinya komplikasi seperti sepsis atau pengaruh panas yang berlebihan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
 - 
            
              Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat