Suara.com - Diet menjadi cara seseorang untuk memiliki tubuh yang sehat dan ideal. Namun, pada beberapa orang sering merasa diet yang dilakukannya tidak bekerja dengan baik. Padahal, mungkin diet yang dilakukannya sudah secara rutin dan teratur.
Dalam hal ini bisa saja terjadi karena diet yang dilakukan tidak sesuai dengan gen dalam diri orang tersebut. Untuk itu, sebenarnya diet yang efektif harus disesuaikan dengan gen yang ada dalam diri sendiri. Hal ini bisa diketahui dengan melakukan pemeriksaan genomik.
Dokter Spesialis Gizi, dr. Arti Indira M.Gizi, Sp.GK. mengatakan, pemeriksaan genomik ini akan membantu seseorang mengetahui sensitivitas tubuhnya. Artinya, ia tahu makanan yang cocok untuk dirinya.
“Kita bisa tahu sensitivitas si pasien misalnya terhadap kopi, gluten, penerimaan garam, atau misalnya asam lemak tertentu, kemudian nanti kita tahu metabolisme zat gizi di pasien itu. Jadi bisa tahu, cocok nggak sih saya mau diet keto tapi gen saya itu nggak cocok dengan pemberian lemak terlalu tinggi,” ungkap dr. Arti dalam acara Prodia Genomics5versary, Sabtu (17/2/2024).
Dengan mengetahui gen yang dimiliki, seseorang juga bisa menentukan diet yang akan dijalankan. Hal ini juga bisa membantu seseorang untuk menentukan tujuannya melakukan diet tersebut. Nantinya, diet yang dilakukan akan disesuaikan dengan tujuan yang diinginkan
“Jadi memang kalau sudah melakukan pemeriksaan, kita ihat tujuannya mau apa dulu, mau menurunkan berat badan, atau mau menghindarkan penyakit tertentu, atau yang lain-lainnya,” katanya.
Meski demikian, bukan berarti setelah melakukan pemeriksaan genomik lalu konsumsi makanan yang sesuai saja sudah selesai. Berdasarkan penjelasan dr. Arti, orang tersebut tetap harus memantau kandungan gizi yang dikonsumsinya.
“Jadi kita pengen lebih optimal, ini makanya kita perlu observasi, yang namanya zat gizi tuh nggak mungkin sekarang makan besok sehat, pasti itu adalah proses jangka panjang. Namanya zat gizi itu saling connected, jadi misalnya tadi ada kekurangan vitamin D, kita terapi dengan makanan semua vitamin D,” jelas dr.Arti.
“Tapi ternyata kok nggak naik-naik nih si vitamin D-nya, nanti kita cek lagi, oh ternyata magnesiumnya kurang, makannya harus konsumsi makanan sumber magnesium. Hal ini juga kembali ke tujuan awalnya,” sambungnya.
Baca Juga: Cerita Pengalaman Gen Z Pertama Kali Nyoblos: Panik Lipat Kertas Suara
Oleh sebab itu, pemeriksaan genomik ini akan sangat membantu, termasuk dalam hal diet. Hal ini juga menjawab mengapa beberapa orang kurus sulit gemuk, begitupun sebaliknya. Pasalnya, makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan gen dalam dirinya.
Melihat pentingnya genomik ini, Prodia telah mengembangkan pemeriksaan genomik untuk predictive preventive. Business and Marketing Director Prodia, Dr. Indriyanti Rafi Sukmawati, M.Si. menjelaskan, adanya pengembangan pemeriksaan genomik ini akan membantu tindakan preventif dan prediktif tidak hanya perkara diet, tetapi berbagai masalah kesehatan lainnya.
“Kami berkontribusi untuk membangun kesadaran pentingnya tindakan preventif dan prediktif bagi masyarakat agar taraf kesehatan dapat semakin meningkat dan lebih berkualitas,” jelas Dr. Indriyanti.
Pemeriksaan genomik melibatkan analisis dan pemahaman informasi genetik yang terdapat dalam genom manusia. Proses ini melibatkan pengambilan sampel materi genetik seperti darah yang mengandung DNA.
Dengan melakukan pemeriksaan genomik di negeri sendiri tentunya dapat melindungi miliaran data dan informasi penting yang terdapat pada gen setiap individu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar