Suara.com - Ada banyak perawatan kecantikan yang bisa dijadikan ajang self love atau mencintai diri sendiri. Salah satunya adalah perawatan area organ intim yang bisa ditempuh melalui tindakan vaginal laser atau laser vagina yang digadang-gadang bisa mengatasi anyang-anyangan.
Dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Uroginekologi Indonesia (PIT HUGI) 2024 di Padang pada Februari 2024 lalu Dr. dr. Fernandi Moegni, Sp.O.G., Subsp memaparkan kondisi masalah kewanitaan Stress Urinary Incontinence (SUI) dan Genitourinary Syndrome of Menopause (GSM) bisa dibantu dengan memperbaiki kolagen di area kewanitaan yang bisa dicapai melalui laser vagina CO2.
SUI alias anyang-anyangan yaitu kondisi inkontinensia urine yang terjadi akibat lemahnya otot kandung kemih sehingga tidak mampu menahan urine ketika perut atau kandung kemih mendapatkan tekanan, seperti saat batuk, bersin, tertawa, atau mengangkat beban berat.
Sedangkan GSM atau yang lebih dikenal Vulvar and Vaginal Atrophy (VVA) adalah penipisan, pengeringan, dan pembengkakan dinding vagina selama menopause.
"Hasil penelitian menunjukkan penggunaan Laser Vagina CO2 mampu memberikan perbaikan terhadap kolagen dan juga menstimulasi pembentukkan lapisannya juga," ujar Dr. Fernadi selaku dokter Obgyn subspesialis Uroginekologi dan rekonstruksi melalui keterangan yang diterima suara.com, Kamis (14/3/2024).
Dokter yang berpraktik RS YPK Mandiri dan Klinik Moegni dan kerap menggunakan Femilift mesin Microablative Fractional CO2 Laser atau laser vagina ini mengaku kerap mendapat pertanyaan dari pasien yang mengeluh masalah kewanitaan, yakni terkait waktu yang tepat untuk laser vagina setelah melahirkan.
"Penanganan ini dapat dilaksanakan ketika proses penyembuhan dari masa pasca bersalin telah selesai, sehingga ketika dilakukan terapi ibu sudah dalam keadaan yang prima," ujar lelaki yang juga menjabat sebagai Asisten Profesor Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Vagina kendur terjadi karena berkurangnya kekencangan struktur jaringan penyokong atau melemahnya otot-otot sekitar vagina, yang disebabkan oleh kurangnya kolagen. Masalah ini biasanya bisa mengurangi kenikmatan hubungan seksual dengan pasangan, dan digadang-gadang bisa diatasi dengan laser vagina.
Tindakan laser vagina dilakukan dengan cara dokter akan menembakkan laser penghasil panas ke jaringan di sekitar miss v, yang kemudian merangsang pembentukan kolagen baru.
Baca Juga: Printer M Series Terbaru Diklaim Lebih Baik dari Printer Laser
Adanya kolagen baru ini akhirnya mengencangkan kembali vagina yang kendur. Setiap tembakan laser ke miss v biasanya tidak akan terasa sakit, hanya seperti getaran hangat. Apalagi mengingat teknologi dan mesin laser vagina sudah berkembang pesat, sehingga minim sakit dan efek samping.
Di sisi lain President Direktur PT Regenesis, Ir Emmy Noviawati laser vagina bisa dijadikan sebagai salah satu kegiatan self love, mengingat manfaat sangat beragam mulai dari indikasi wanita dengan gangguan inkontinensia urin atau kencing tidak dapat ditahan keluar, dispareunia atau hubungan seks yang menyakitkan hingga vaginitis atrofi yaityy peradangan vagina karena tipis kekurangan hormon.
"Bisa juga untuk masalah wanita pasca melahirkan mengalami kelemahan vagina setelah melahirkan, wanita yang menginginkan aktivitas seksual yang lebih baik untuk menjaga keharmonisan rumah tangga ataupun penyintas kanker payudara yang tidak dapat diobati dengan pengobatan hormon, yang menjadikannya sebagai terapi dari salah satu indikasi di atas," ujar Emmy.
Sadar masih banyak masyarakat yang takut melakukan tindakan laser vagina, namun mesin untuk perawatan tersebut seperti Femilift kredibilitasnya sudah diteliti para guru besar Divisi Uroginekologi Rekonstruksi Estetik Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan diterbitkan di Indonesian Journal of Obstetrics and Gynoecology.
Adapun alat laser vagina bekerja dengan cara kemampuan memancarkan gelombang yang paling panjang 10,600 nm, dimana memberikan efek penetrasi yang jauh lebih dalam sehingga efektivitas dan juga efisiensi terapi menjadi lebih tinggi, namun tetap terjaga keamanannya dengan teknik microablative.
"Dengan kata lain teknologi paten pixelated Co2 Fractional memberikan pemaparan energy yang sangat maksimal ketika masuk ke dalam kulit atau dinding dalam vagina dan memberikan profil keamanan yang baik," pungkas Emmy.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan