Suara.com - Sempat heboh artis Alice Norin mengidap sarkoma rahim hingga membuatnya tidak bisa kembali memiliki anak, bahkan ia harus menjalani operasi besar secepat mungkin. Lantas, apa bedanya sarkoma rahim dengan kanker rahim pada umumnya?
Artis Alice Norin harus menerima kenyataan rahimnya diangkat karena mengidap kanker langka yang berkembang di otot rahim. Tak main-main ada benjolan pembuluh darah berukuran 6 centimeter di tubuh ibu dua anak itu.
Dijelaskan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre (PCC), Dr. Richard Quek, sarkoma rahim termasuk dalam sarkoma uterus. Ini karena sarkoma terbagi 4 sesuai bagian tubuh yang jadi sasaran.
4 jenis sarkoma yaitu yang menyerang sel otot yakni leiomyosarcoma, menyerang tulang disebut osteosarkoma, menyerang sel lemak alias liposarkoma, dan menyerang rahim disebut sarkoma uterus.
"Sarkoma merupakan bentuk kanker langka yang menyerang tulang, jaringan ikat tubuh, dan area seperti pembuluh darah, otot, saraf, dan lemak. Ini adalah penyakit yang kompleks dan beragam, dengan banyak subtipe yang berbeda," ujar Dr. Richard melalui keterangan yang diterima suara.com beberapa waktu lalu.
Dokter yang berpengalaman di bidang onkologi medis umum dengan sub spesialis penanganan sarkoma, tumor gastrointestinal (GIST) ini menjelaskan perbedaan sarkoma rahim dengan kanker rahim ada pada jenis sel kanker yang dimiliki.
"Tumor, kanker dan sarkoma diagnosisnya berbeda, karena disebabkan perbedaan jenis selnya," ujar Dr. Richard.
Menurutnya dari posisi keberadaan sel kanker rahim berada di tubuh tengah perempuan yang saat menstruasi akan mengalami pendarahan setiap bulannya. Tapi untuk sarkoma rahim sel abnormalnya berada di lapisan yang lebih dalam dan kompleks.
"Sarkoma itu lebih dalam lagi menyerang otot (rahim) dan jaringan ikat," papar mantan Wakil Kepala Divisi Onkologi Medis di National Cancer Centre Singapore itu.
Baca Juga: Kocak Banget! Begini Gaya Alice Norin Parodikan Emak-emak versi Luar Negeri dan Indonesia
Bahkan karena perbedaan posisi sel kanker, maka terapi dan penanganannya juga cenderung berbeda. Apalagi karena menyerang sel otot rahim, kerap kali dokter belum melihat masalah sarkoma dan kerap dianggap sebagai nyeri otot perut biasa.
"Jadi untuk menambahkan kunci kesuksesan pengobatan, memerlukan diagnosis yang benar, karena nanti akan diberikan terapi dan pengobatan yang betul juga," imbuhnya.
Tidak hanya itu, masyarakat juga perlu mengetahui kanker rahim cenderung agresif dan cepat tumbuh dibanding sarkoma rahim yang lebih lambat.
"Jadi kalau sarkoma tumbuh lebih lambat dan hanya perlu operasi saja tanpa harus kemoterapi seperti kanker rahim, jadi pendekatannya berbeda," jelas dokter yang juga berpengalaman di bidang melanoma dan limfoma ini.
Adapun dari sisi pencegahan, kanker yang bisa dicegah dengan vaksin hanya kanker serviks dengan vaksin HPV. Vaksin mampu mencegah infeksi virus papiloma manusia (HPV) yang merupakan penyebab utama kanker serviks.
"Sedangkan untuk kanker rahim tidak ada metode terbukti yang bisa mencegahnya, begitu juga sarkoma. Sehingga untuk pencegahannya belum ada hingga saat ini," pungkas dr. Richard.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital