Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menerapkan aturan pelarangan lemak trans di industri makanan Indonesia untuk menurunkan dan menekan penyakit jantung hingga menghemat uang negara.
Rencana ini diungkap langsung Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof. Dante Saksono Harbuwono yang mengatakan lemak trans atau lemak jenuh secara signifikan menyebabkan 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner setiap tahunnya.
“Kami akan merumuskan regulasi tersebut di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat akan lebih sehat sehingga angka kematian akibat penyakit jantung dan kardiovaskular turun," ujar Wamenkes Dante dalam keterangan yang diterima suara.com, Selasa (7/5/2024).
Wamenkes Dante menjelaskan, penerapan regulasi lemak trans akan dibarengi dengan edukasi secara masif, terutama pada sektor informal seperti pedagang kecil dan menengah.
Lemak trans banyak ditemukan di berbagai produk Indonesia, dari mulai biskuit, wafer, produk roti, dan jajanan kaki lima seperti martabak. Bahkan, temuan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendapati konsentrasi lemak trans tertinggi terdapat pada campuran margarin dan mentega, yaitu 10 kali lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan.
Adapun WHO merekomendasikan kadar lemak trans dalam pangan kurang dari 2 gram per 100 gram total lemak. Namun, hampir 10 persen produk yang disurvei atau sekitar 11 makanan mengandung kadar lemak trans melebihi rekomendasi tersebut.
“Kini, 53 negara anggota WHO secara global telah mengadopsi kebijakan praktik terbaik terkait lemak trans, dan WHO bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memastikan Indonesia menjadi negara berikutnya,” kata perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. N. Paranietharan.
Perlu diketahui, lemak trans adalah jenis lemak yang secara alami ada dalam jumlah kecil dalam daging dan produk susu dari hewan yang berkuku belah.
Namun, mayoritas lemak trans yang kita konsumsi berasal dari proses industri yang disebut hidrogenasi parsial, di mana minyak nabati cair diubah menjadi lemak padat dengan menambahkan hidrogen.
Lemak trans industri telah terbukti sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Mereka meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Lemak jenuh ini juga dikaitkan dengan resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan peradangan dalam tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental