Suara.com - Dokter Spesialis Anak Ahli Neurologi, Dr. Setyo Handryastuti, Sp.A(K) ingatkan masyarakat untuk tidak mengikuti tren mengajak bayi umrah dan bepergian di Timur Tengah karena masih merebaknya virus, jamur hingga bakteri penyebab meningitis.
Beberapa Waktu lalu ramai keluarga muda artis bawa anaknya yang masih bayi melakukan ibadah umrah. Mulai dari Kartika Putri, Rey Mbayang dan yang terbaru Aurel Hermansyah mengajak Baby Azzura yang masih berusia 5 bulan ibadah umrah di Mekah.
Melihat ini, Dr. Setyo mengingatkan perilaku ini tidak perlu ditiru mengingat sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sempurna. Apalagi meningitis merupakan penyakit infeksi menular yang bisa terjadi pada anak dan bisa menyebabkan kematian.
"Artis bawa anak balita dan kelompok anak buat umroh itu harus divaksin sebelum berangkat. Memang kebanyakan dari golongan menengah ke atas ada yang konsultasi e dokter anak, tapi ada juga yang main pergi aja," jelas Dr. Setyo dalam dalam cara diskusi PT Kalventis Sinergi Farma berkolaborasi dengan PERALMUNI (Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia) di Cikini, Kamis (8/5/2024).
Namun Dr. Setyo mengingatkan, jika vaksin meningitis yang diwajibkan kepada jemaah umroh sebelum berangkat hanya bisa diberikan pada anak usia minimal 9 bulan. Sedangkan pada anak bayi di bawah usia tersebut belum bisa diberikan, sehingga cukup berisiko jika membawa membawa bayi untuk umroh, haji maupun traveling ke Timur Tengah dengan wilayah endemis penyakit meningitis.
"Vaksin meningitis baru bisa diberikan pada anak usia 9 bulan ke atas. Kalau di bawah usia 9 bulan, sebaiknya nggak usah dibawa dulu," ujar Dr. Setyo.
"Meninitis pada kelompok anak bayi dan balita sangat rentan kareba daya tahan tubuhnya belum bagus, kalau udah kena ya udah kita akan menyesal seumur hidup," lanjutnya.
Adapun beberapa tanda anak terkena meningitis yang wajib diwaspadai yaitu demam, kaki dan tangan berubah dingin dan kulit berubah kemarahan hingga membiru. Namun meski gejalanya terkesan sepele, namun efeknya bisa mematikan pada anak.
"Kalau cepat terdeteksi kita kasih antibiotik sih bisa, antibiotiknya bukan antibiotik yang mahal atau jarang, cuma ya itu tadi harus cepat dideteksi. Kalaupun bertahan hidup, ya bisa menimbulkan cacatan bahkan mempengaruhi kognitif (kemampuan berpikir)," jelas Dr. Setyo.
Baca Juga: 437 Petugas Haji 2024 Berangkat ke Saudi, Irjen Kemenag Titip Pesan Ini
Meningitis adalah penyakit yang terjadi karena ada peradangan atau inflamasi pada selaput otak yang bernama meningen. Selaput ini merupakan lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Perlu diketahui beberapa virus penyebab meningitis yaitu virus campak, influenza, herpes simplex, dan west nile virus. Beberapa virus ini rawan menyerang anak di bawah 5 tahun dan bayi baru lain. Sedangkan bakteri penyebab meningitis di antaranya yaitu streptococcus pneumoniae, hemophilus influenzae type b (Hib)z, neisseria meningitidis, listeria monocytogenes, Escherichia coli (E. coli), Klebsiella pneumoniae.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru