Ruben Onsu (Instagram/ruben_onsu)
Seseorang yang mengalami jenis sekunder kadang menunjukan kondisi yang mencerminkan hilangnya fungsi hipofisis seperti infertilitas dan terhentinya periode menstruasi. Di antara anak-anak jenis ini dikaitkan dengan kekurangan hormon pertumbuhan dan pubertas dini.
Namun, pada beberapa orang, empty sella syndrome dapat menyebabkan berkurangnya produksi satu atau lebih hormon yang dibuat oleh kelenjar pituitari. Gejala yang mungkin dialami juga tergantung pada kekurangan hormon tertentu.
Kendati demikian, ada beberapa gejala empty sella syndrome yang mungkin bisa disadari penderita. Berikut gejala-gejalanya:
- Disfungsi ereksi.
- Penurunan gairah seks.
- Mudah lelah.
- Menstruasi yang tidak teratur atau berhenti sama sekali (amenorrhea).
- Keluarnya ASI atau cairan menyerupai ASI dari puting payudara padahal tidak sedang hamil atau menyusui (galaktorea).
- Peningkatan tekanan di otak.
- Keluarnya cairan otak dari hidung.
- Sakit Kepala.
- Gangguan penglihatan akibat saraf mata membengkak karena tekanan di dalam otak (papiledema).
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?