Suara.com - Nyeri pada bagian tubuh tertentu sering kali jadi gejala dari suatu penyakit, terlebih bila rasa sakit terus terjadi berulang. Jangan remehkan bila sering alami nyeri perut pada bagian bawah karena bisa jadi itu gejala adanya penyakit autoimun radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD).
IBD bisa ditandai dengan nyeri pada perut bawah bagian kanan maupun kiri, tergantung dari jenis penyakitnya. Dokter spesialis penyakit dalam Prof. dr. Marcellus Simadibrata, PhD., SpPD., menjelaskan bahwa IBD terbagi menjadi tiga tipe, yaitu Ulcerative Colitis (UC), Crohn’s Disease (CD), dan Colitis Indeterminate (Unclassified).
"Pada UC, terjadi peradangan dan luka di sepanjang lapisan superfisial usus besar dan rectum, sehingga sering merasa nyeri di bagian kiri bawah perut," jelas prof Marcellus dalam siaran persnya.
"Sedangkan pada CD, terjadi peradangan hingga lapisan saluran pencernaan yang lebih dalam. Sehingga sering merasa nyeri di bagian kanan bawah perut, namun pendarahan dari rektum cenderung lebih jarang," imbuhnya.
Pasien dengan IBD UC mempunyai risiko 6 kali lebih besar alami komplikasi kanker kolorektal dibanding dengan penyakit radang usus lainnya. Meski begitu, hanya 5 persen kasus UC berat yang menjadi kanker kolorektal.
Prof Marcellus menambahkan bahwa penyebab pasti IBD belum diketahui secara jelas karena multifaktor. Akan tetapi, dipastikan kalau IBD disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh yang salah satunya disebabkan karena kesalahan pola diet.
"Kesalahan pada diet dan tingkat stress berlebih juga bisa memicu terjadinya IBD. Faktor keturunan juga berperan dalam IBD meskipun angka penderitanya sangat sedikit," ujarnya.
Diagnosis IBD dibuat berdasarkan keluhan pasien seperti nyeri perut berulang, perubahan pola buang air besar, buang air besar berdarah, serta penurunan berat badan, ditambah dengan pemeriksaan fisik dan penunjang.
“Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan di antaranya adalah pemeriksaan feses,
darah, radiologi (CT scan dan MRI abdomen sesuai indikasi), dan endoskopi saluran cerna. Pasien yang sudah didiagnosis penyakit radang usus akan kemudian dinilai tingkat keparahan penyakitnya menggunakan sistem skoring,” jelas Prof. Marcel.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Autoimun, Kondisi yang Dialami Kartika Putri hingga Picu Sindrom Stevens-Johnson
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek