Suara.com - Serangan jantung bisa jadi berbahaya hingga meregang nyawa bila terlambat dapat penanganan medis. Dalam kedokteran, ada batas waktu maksimal untuk bisa menyelamatkan pasien yang tengah alami serangan jantung.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Johan Winata, Sp.JP., menjelaskan, serangan jantung biasanya terjadi karena adanya sumbatan pada pembuluh darah di jantung. Sehingga, batas maksimal atau golden period dari penanganan serangan jantung sebaiknya kurang dari 2 jam sumbatan tersebut sudah ditangani secara medis. Golden period itu dihitung sejak gejala muncul.
"Harus kita buka sumbatannya, diharapkan 120 menit pada saat first medical contact. Makanya kalau ada gejala serangan jantung atau nyeri dada, keringat dingin mending agak parno sedikir bawa ke rumh sakit," kata dokter Johan saat acara temu media bersama Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta baru-baru ini.
Penanganan sumbatan pada pembuluh darah bisa dilakukan dengan berbagai tindakan. Sebelum itu, dokter perlu lakukan pemeriksaan dengan melihat seberapa parah sumbatan yang sudah terjadi. Bila sumbatan sudah terlalu parah, tindakan yang dilakukan biasanya sudah harus lakuka oemasangan ring jantung atau stent. Tujuannya untuk melebarkan pembuluh darah koroner yang telah menyempit.
Selain itu, dokter juga akan meminta pasien untuk menjaga gaya hidupnya agar sumbatan pembuluh darah tidak makin parah.
Dokter Johan menambahkan, risiko penyakit jantung sebenarnya bisa diperkirakan sejak masih anak-anak. Dia menyampaikan bahwa anak-anak yang sejak kecil alami obesitas berisiko lebih cepat alami gangguan fungsi jantung lebih cepat apabila masalah kelebihan berat badannya tidak segera ditangani.
Hal itu terjadi karena pembuluh darah di jantung terlanjur mengalami penumpukan plak selama bertahun-tahun.
"Plak itu tumbuh mulai usia 10 tahun. Kalau usia 40-an tahun plak masih 10 persen itu normal. Tapi kalau plak itu sudah tumbuh 20-30 persen diusia 20-an tahun itu gak wajar. Karena saat usia 40 tahun bisa aja tumbuh jadi 30-40 persen. Usia 60-70 tahun sudah harus pasang stan atau ring jantung," tuturnya.
Untuk mencegah penyakit jantung tersebut, dokter Johan mengingatkan untuk menjaga gaya hidup sehat dengan batasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, garam, dan lemak berlebih. Tak kalah penting juga untuk lakukan olahraga secara rutin.
Baca Juga: Mengapa Konsumsi Garam Berlebih Picu Hipertensi dan Penyakit Jantung? Dokter Ungkap Alasannya
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika