Suara.com - Sering mengalami nyeri dada tanda berisiko mengalami serangan jantung, mitos atau fakta ya? Yuk simak penjelasan dokter berikut ini.
Jantung termasuk organ vital yang letaknya berada di area dada. Sehingga setiap kali alami nyeri dada, kebanyakan orang mungkin akan langsung khawatir kalau ada gangguan pada organ jantung. Namun, kekhawatiran itu tidak selalu benar. Sebab, ada banyak organ yang ada di rongga dada dan seluruhnya bisa jadi menyebabkan nyeri karena kondisi tertentu.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pondok Indah dr. Johan Winata, Sp.J.P., mengatakan bahwa untuk memastikan penyebab pada rongga dada itu memang sebaiknya lakukan pemeriksaan medis serta mengetahui faktor risiko.
"Yang selalu ditakutkan memang jantung. Tapi kita perlu tahu dulu ada faktor risiko jantung apa engga, riwayat keluarga, kolesterol tinggi, atau pun gula darah tinggi," jelas dokter Johan pada acara diskusi media di Jakarta, Senin (27/5/2024).
Penyebab nyeri dada akibat gangguan fungsi jantung dapat dibedakan menjadi dua, imbuh dokter Johan. Pertama akibat terjadi sumbatan pembuluh darah jantung dan kedua akibat terjadi serangan jantung. Apabila seseorang telah mengalami sumbatan pembuluh darah, artinya ada gangguan aliran darah di jantung.
Sumbatan tersebut bisa tidak disadari oleh pengidapnya karena tidak menimbulkan gejala bila tidak ada pemicunya.
"Misalnya, orang sudah alami sumbatan sehingga darah yang mengalir ke jantung itu hanya 20 persen. Jantung manusia dalam keadaan santai itu 20 persen cukup. Makanya gak akan ada gejala. Akan bergejala ketika jantung kerja lebh berat, misalnya lari sehingga detak jantung jadi lebih cepat, pompa lebih kuat, jadi butuh makana lebih banyak. Sehingga yang 20 persen tadi gak lagi cukup," tutur dokter Johan.
Nyeri dada juga bisa saja terjadi meski tidak melakukan aktivitas berat. Menurut dokter Johan, kondisi itu patut dicurigai sebagai serangan jantung. Akan tetapi, serangan jantung biasanya disertai dengan gejala khas lainnya. Pada intinya, serangan jantung itu juga disebabkan karena adanya sumbatan di pembuluh darah.
"Kalau nyeri dada akibat serangan jantung biasanya dibarengi dengan gejala lain seperti sesak napas, nyeri dada, keringat dingin, rasa seperti terkecik dan munculnya lama bisa 15-20 menit sampai 1 jam. Kalau sudah serangan jantung sebenarnya terlambat karena sumbatan sudah ada," ujarnya.
Baca Juga: Dokter Tifa Yakin Karier Politik Anies Tamat Jika Ikut Pilkada Jakarta
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif