Terdapat beberapa tatalaksana yang dapat digunakan untuk mengatasi batu empedu, tergantung pada kondisi dan kebutuhan setiap pasien. Berikut adalah beberapa tatalaksana yang digunakan:
• Perubahan pola makan: Pola makan sehat dan seimbang dapat membantu mengurangi risiko terbentuknya batu empedu dan meminimalkan gejalanya. Hindari makanan berlemak tinggi, makanan mengandung kolesterol tinggi, dan makanan olahan. Gantilah dengan konsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan makanan rendah lemak.
• Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu melarutkan atau menghancurkan batu empedu, terutama untuk batu kolesterol lebih kecil. Contoh obat yang digunakan adalah Ursodeoxycholic acid (UDCA) dan Chenodeoxycholic acid (CDCA). Namun, perlu diperhatikan bahwa proses ini bisa memakan waktu lama dan tidak selalu efektif.
• Terapi ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy): Metode non-invasif ini menggunakan gelombang kejut untuk menghancurkan batu empedu menjadi fragmen yang lebih mudah dikeluarkan melalui saluran empedu. Namun, ESWL umumnya hanya efektif untuk batu empedu yang lebih kecil dan tidak dapat digunakan untuk semua kondisi.
• ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography): ERCP digunakan untuk menghilangkan batu empedu yang tersumbat di saluran empedu. Prosedur ini melibatkan penggunaan alat endoskopi yang dimasukkan melalui mulut hingga ke saluran empedu, diikuti dengan penanganan batu dengan bantuan teknik seperti penghancuran batu atau pengangkatan menggunakan alat tertentu.
Pengertian, Prosedur, dan Keunggulan ERCP
ERCP seperti yang telah sedikit dibahas di atas, adalah sebuah prosedur medis yang menggabungkan teknik endoskopi dengan radiografi untuk memeriksa dan mengobati masalah pada saluran empedu, hati, dan pankreas.
Penggunaan terapi ERCP ini masih terbatas karena butuh keterampilan dan ketelitian untuk memastikan batu empedu yang diderita oleh pasien.
Prosedur ERCP melibatkan penggunaan endoskop berbentuk tabung atau selang fleksibel yang dimasukkan melalui mulut, pada ujung endoskop terdapat kamera yang memungkinkan dokter untuk melihat dan memantau saluran empedu, hati, dan pankreas. Selanjutnya, akan dilakukan pemberian kontras melalui tabung endoskop untuk memvisualisasikan saluran empedu dan pankreas.
Baca Juga: Meski Tinggi Kolestrol, Ini 3 Manfaat Mengonsumsi Daging Domba untuk Kesehatan
Berikut merupakan beberapa keunggulan ERCP:
• Data yang akurat: ERCP memungkinkan dokter untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang saluran empedu pankreas, sehingga dapat membantu mendiagnosis penyakit atau kelainan seperti batu empedu, penyempitan saluran empedu, atau masalah lainnya.
• Terapi yang langsung: Selain digunakan untuk diagnosis, ERCP juga dapat digunakan secara terapeutik dengan melakukan tindakan langsung dalam mengatasi masalah seperti penyumbatan saluran empedu. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melakukan tindakan seperti pengangkatan batu empedu yang tersumbat, pemasangan stent (tabung) untuk membuka saluran empedu yang menyempit, atau pengangkatan tumor di saluran empedu.
• Minimal invasif: ERCP secara relatif minim invasif dibandingkan dengan metode bedah lainnya. Ia menggunakan akses endoskopis yang melibatkan sedikit atau tanpa sayatan besar, yang mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan pasien.
“Meskipun ERCP memiliki banyak keunggulan, perlu diingat bahwa prosedur ini juga memiliki risiko seperti perdarahan, infeksi, atau kerusakan pada saluran empedu atau pankreas. Oleh karena itu, setelah menjalani ERCP di MRCCC, pasien akan tetap menjalani observasi secara berkala dengan pengawasan dari tenaga medis yang terampil dan profesional,” sebut dr. Irsan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi