Suara.com - Tindakan tranplantasi ginjal jadi satu-satunya cara bagi pasien gagal ginjal terlepas dari terapi cuci darah dan bisa kembali hidup normal. Di Indonesia sendiri, tindakan tranplantasi ginjal rupanya telah dilakukan lebih dari seribu kali sejak sekitar tahun 1977 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Dokter spesialis urologi RSCM Prof. dr. Ponco Birowo, SpU(K)., menjelaskan bahwa orang yang menerima tranplantasi maupun pendonor ginjal tersebut tetap bisa sama-sama hidup normal meski hanya memiliki satu ginjal setelahnya.
"Kalau mau menyumbangkan ginjalnya satu, bisa hidup seperti biasa. Bahkan orang tertua yang mendonorkan ginjalnya di Indonesia bisa hidup seperti biasa, dia punya anak," kata prof. Ponco ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Untuk usia minimal bagi pemberi ginjal batasnya 18 tahun. Prof. Panca menyebut, syarat yang harus dipenuhi bagi pendonor ginjal tentunya harus masih memiliki kondisi ginjal yang sehat.
"Sebelum mengalami tranplantasi, orang diperiksa pendonornya sehat atau engga. Apakah kedua ginjal cukup bagus kalau diambil satu ginjal, masih bisa hidup seperti biasa apa atau tidak. Kalau ternyata satu ginjal diambil jadi susah hidupnya, dia gak boleh jadi donor," ungkapnya.
Dengan kecanggihan pengobatan yang ada saat ini, donor ginjal telah bisa dilakukan meski antara pendonor dan penerima memiliki golongan darah berbeda.
"Paling bagus yang golongan darah sama, tapi tidak harus selalu sama, dengan kecanggihan obat-obatan sekarang dia bisa non related gol darah berbeda, jenis laki-laki perempuan bisa juga dikerjakan," ujarnya.
Dikatakan pula bahwa kebutuhan global akan transplantasi ginjal saat ini makin meningkat. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, termasuk meningkatnya angka penyakit ginjal kronis (PGK), populasi yang menua, serta prevalensi diabetes dan hipertensi sebagai faktor risiko utama PGK.
Dibandingkan dialisis atau cuci darah, transplantasi ginjal memberikan angka harapan hidup yang lebih baik hingga biaya yang harus dikeluarkan. Akan tetapi, masih terdapat kesenjangan antara kebutuhan donor ginjal dan suplai yang tersedia. Di Amerika Serikat bahkan ada sebanyak 90.000 pasien PGK yang berada dalam daftar tunggu transplantasi ginjal pada tahun 2020.
Baca Juga: Urine Tiba-Tiba Berubah Warna Tanda Alami Batu Ginjal?
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan