Suara.com - Merebaknya infeksi bakteri 'pemakan daging' yang langka dan mematikan di Jepang membuat khawatir banyak orang. Bagaimana tidak, penyakit ini bahkan bisa menyebabkan pasien meninggal dunia hanya dalam 48 jam. Selengkapnya, simak fakta-fakta wabah bakteri pemakan daging di Jepang dalam artikel berikut.
Wabah yang menyerang negeri Sakura ini, dikenal dengan nama sindrom syok toksik Streptokokus (STSS). Disebutkan jika STSS berakibat fatal dalam waktu yang sangat singkat jika tidak segera ditangani tenaga medis.
Fakta-Fakta Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang
Berikut beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang bakteri pemakan daging di Jepang:
1. Pengertian dan Penyebab Bakteri Pemakan Daging (STSS)
STSS disebabkan bakteri Streptococcus pyogenes, atau "Strep A". Bakteri tersebut sudah umum terjadi, namun pada jenis tertentu dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius atau yang disebut dengan streptokokus grup A invasif.
Berdasarkan data kasus yang ada, jarang sekali seseorang dengan STSS menyebarkan infeksi ke orang lain. Akan tetapi, infeksi streptokokus grup A yang tidak terlalu parah bisa berubah menjadi STSS dan bakteri ini mudah menular ke orang lain.
2. Faktor Resiko Penularan STSS
Siapa saja bisa terkena STSS, namun beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risikonya, misalnya:
Baca Juga: Review Film Anime A Silent Voice, Ketika Seorang Perundung Merasa Sangat Bersalah
• Usia: STSS bisanya dialami oleh orang dewasa yang lebih tua (65 tahun ke atas).
• Infeksi atau cedera yang merusak kulit: Orang yang mengalami luka terbuka memiliki risiko lebih tinggi terkena STSS. Ini bisa mencakup orang yang baru saja menjalani operasi maupun infeksi virus yang menyebabkan luka terbuka. Varicella, seperti penyebab cacar air dan herpes zoster, merupakan virus yang bisa menyebabkan luka terbuka. Akan tetapi, para ahli tidak mengetahui secara pasti bagaimana bakteri itu bisa masuk ke dalam tubuh hampir setengah dari orang yang terjangkit STSS.
• Faktor kesehatan lainnya: Orang dengan riwayat diabetes atau gangguan karena konsumsi alkohol mempunyai risiko tinggi terkena STSS.
3. Gejala Penyakit STSS
Gejala awal STSS yang paling umum ditemukan yaitu:
• Demam dan menggigil
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!