Suara.com - Pemeriksaan ultrasonografi atau USG merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang harus dilakukan ibu hamil ketika periksa kehamilan. Dan seiring dengan teknologi kesehatan yang semakin maju, kini sudah ada alat ultrasonografi USG AI (artificial intelligence) alias USG fetomaternal yang mampu mendeteksi kelainan janin hingga risiko komplikasi ibu hamil sebelum melahirkan. Apa bedanya dengan USG stetoskop atau USG biasa?
Dokter Spesialis Kandungan Sub Spesialis Fetomaternal National Hospital Surabaya, dr. Fransiscus Octavius Hari Prasetyadi, Sp.OG, menjelaskan bahwa USG AI mampu memprediksi nasib janin hingga kondisi ibu hamil sejak trimester satu.
"Kita bisa prediksi bagaimana nasib kehamilan ini selanjutnya. Apakah ke hamil normal saja, atau ada risiko tertentu, misalnya risiko kelainan janin, risiko preeklamsia, hipertensi karena kehamilan, kita bisa prediksi saat kehamilan muda di 3 bulan atau 12 minggu," ujar dr. Fransiscus melalui keterangan yang diterima Suara.com, Rabu (17/1/2024).
Dokter yang sudah menggunakan alat USG AI dengan perangkat USG voluson expert 22 di National Hospital Surabaya ini menambahkan, jika alat ultrasonografi dengan kecerdasan buatan ini juga mampu mendeteksi adanya kelainan struktur janin di usia kehamilan trimester 2, yaitu di usia 20 hingga 24 minggu.
"Selebihnya kita bisa evaluasi perkembangan janin sampai saat persalinan. Termasuk persalinan boleh pervaginal atau caesar," papar dr. Fransiscus.
Cara Kerja USG AI VS USG Stetoskop
Meskipun teknologi sudah berkembang pesat, dr. Fransiscus mengakui jika stetoskop di dunia kedokteran merupakan alat mutlak. Umumnya, stetoskop juga digunakan untuk mengenali detak jantung bayi saat proses pemeriksaan kehamilan, dan kerap dibarengi dengan USG.
Namun, cara kerja USG AI bisa jauh lebih kompleks dan rinci. Contohnya apabila dokter berhasil mengambil gambar jantung janin saat proses USG, maka AI bisa digunakan untuk melihat kondisi struktur jantung.
"Kalau kita beruntung posisi jantungnya bagus, kita bisa dapat potongan jantung yang tepat, hanya satu kali ambil gambar, maka bisa evaluasi semua. Ruangan normal atau tidak, ada 4 ruangan dua serambi dua bilik. Pembuluh darah yang keluar dari jantung kiri dan kanan normal atau tidak, terbalik atau tidak," papar dr. Fransiscus.
Baca Juga: IMF Sebut AI Meresehkan Ketersedian Lapangan Kerja Global
Tidak hanya memeriksa bagian jantung, USG AI juga bisa melihat dan mendeteksi ukuran kepala janin di dalam kandungan. Sehingga lebih memudahkan dokter untuk melihat kondisi perkembangan otak janin, agar tetap sesuai usia normal janin.
"Misalnya kita mau evaluasi kepala janin, dengan AI yang ditanam di USG, cukup periksa satu kali potongan gambar. Kemudian mesinnya akan evaluasi satu slice gambar yang kita ambil tadi melalui banyak potongan," kata dr. Fransiscus.
"Jadi sekali ambil gambar, beberapa hal bisa kita dapatkan. Kalau kepala itu bisa ukur ada 6 ukuran. Itu dengan AI ambil satu gambar, 6 ukuran ini keluar semua, dihitung sama mesinnya," lanjutnya.
Di dalam USG AI seperti voluson expert 22 terdiri dari tiga teknologi. Membantu pasien mendapatkan hasil USG lebih cepat, deteksi lebih jelas, hingga diagnosis pasien yang lebih baik.
Teknologi pertama yakni beamformer berbasis grafis dengan opsi pengguna yang bisa disesuaikan dan alat klinis yang didukung artificial intelligence yang membantu menjamin peningkatan konsistensi dalam pemeriksaan dokter.
Lalu, teknologi kedua menggabungkan arsitektur lyric dari perusahaan ke dalam perangkat ini. Hal itu untuk meningkatkan kekuatan pemrosesan yang lebih detail dan resolusi lebih tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan