Suara.com - Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang menjadi perhatian serius di seluruh dunia. Disinyalir, gaya hidup tidak sehat menjadi salah satu pemicunya. Dan seiring dengan perubahan gaya hidup yang kian modern, International Agency for Research on Cancer (IARC) memperkirakan bahwa kasus kanker akan meningkat dua kali lipat sampai 35 juta diagnosis dalam dua dekade yang akan datang. Lalu, apa saja jenis kanker yang paling banyak diderita?
Allianz Life mencatat tiga kasus kanker tertinggi pada semester I 2024, yaitu kanker payudara sebagai kasus klaim kanker tertinggi, diikuti oleh kanker paru-paru dan kanker usus besar sebagai dua kasus klaim kanker tertinggi selanjutnya. Hingga Juni 2024, Allianz Life bahkan telah membayarkan santunan perlindungan penyakit kritis (rider unit link) untuk lebih dari 700 kasus klaim dan membiayai pengobatan untuk lebih dari 7.000 kasus klaim kanker.
Meski kasus klaim ketiga jenis penyakit kanker tersebut cukup tinggi, bukan berarti risiko Anda terkena kanker akan serta merta ikut meningkat. Head of Claim Support and Data Analytics Allianz Life Indonesia, dr. Tubagus Argie Sunartadirdja (dr. Argie), mengatakan bahwa setiap penyakit kanker memiliki tanda-tanda yang khas. Dr. Argie pun memberikan tips khusus untuk mendeteksi gejala ketiga jenis kanker tersebut, agar kita semua bisa mendeteksinya sejak dini.
1. Kanker Payudara
Tanda yang paling jelas pada stadium awal adalah munculnya benjolan di payudara. Benjolan bisa keras atau lunak, tapi tidak menyakitkan. Lalu terjadi pembengkakan payudara baik sebagian atau keseluruhan. Pada stadium lanjut, kulit payudara berubah warna menjadi seperti warna kulit jeruk, keluar cairan bukan ASI dari puting yang berwarna kuning, cokelat, merah atau bening.
2. Kanker Paru-Paru
Penderita kanker paru-paru pada tahap awal biasanya mengalami batuk yang tidak bisa disembuhkan lebih dari empat minggu. Dahak berwarna karat atau merah karena ada darah, sesak napas, serta dada terasa nyeri saat mengambil nafas dalam atau sewaktu batuk.
3. Kanker Usus
Ciri-ciri serangan kanker usus adalah diare atau susah buang air besar (BAB) selama lebih dari empat minggu tidak sembuh-sembuh meski sudah diobati. Waspadai juga ketika BAB ada darah di tinja atau terjadi pendarahan yang keluar melalui anus. Dan bersamaan itu, berat badan berkurang terus menerus tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga: Kisah Menegangkan Cinta Ramlan Mati Suri Selama 3 Jam, Bertemu Sebuah Cahaya
”Kanker merupakan penyakit sillent killer yang penyebarannya seringkali tidak dirasakan. Hal inilah yang sering tidak mendapat perhatian dari orang-orang untuk melakukan pengecekkan kesehatan khususnya untuk mendeteksi penyakit kanker sedari dini. Kenali tanda-tadanya sedari dini. Penyakit kanker yang terlambat dicek akan membawa risiko yang lebih besar dan semakin memperkecil persentase kesembuhannya,” kata dr. Argie.
Namun jangan khawatir, meskipun termasuk penyakit yang sering menjadi momok, penyakit kanker masih bisa disembuhkan, terutama jika sudah diketahui sejak dini. Sudah banyak kita dengar kisah sukses para penyintas kanker, baik dari kalangan selebriti maupun non selebriti. Misalnya, penyanyi Ari Lasso yang pernah didiagnosis penyakit kanker limfoma, dan kemudian sembuh setelah menjalani kemoterapi. Kemudian ada juga penyanyi senior Titiek Puspa yang pernah didiagnosa mengidap kanker serviks, dan dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan intensif dan tindakan kemoterapi.
Hanya saja, kita tak bisa memungkiri, biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan ini cukup membebani kondisi finansial. Untuk pengobatan penyakit kanker, biaya kemoterapi bisa diperkirakan menghabiskan uang jutaan rupiah untuk sekali tindakan. Terlebih, metode ini harus dilakukan secara berkelanjutan, tergantung dari jenis penyakit yang diderita. Bahkan, hal ini juga sewaktu-waktu dapat dipengaruhi dengan adanya kenaikan biaya kesehatan di Indonesia yang terjadi setiap tahunnya.
Karena alasan itulah, proteksi kesehatan perlu dimiliki sedini mungkin, bahkan pada saat kondisi tubuh kita masih prima. Salah satu upaya yang bisa Anda lakukan adalah dengan mempersenjatai diri dengan produk asuransi kesehatan murni. Allianz Life baru saja memperkenalkan Allianz Flexi Medical dan AlliSya Flexi Medical. Dengan harga yang terjangkau, kedua produk ini memberikan manfaat perlindungan kesehatan yang lebih lengkap, bahkan untuk pengobatan penyakit kelas berat seperti penyakit kritis. Manfaat ini dapat meringankan pengeluaran biaya termasuk dengan biaya perawatan untuk kemoterapi dan manfaat pemeriksaan remisi kanker maksimal 5 tahun sejak akhir perawatan aktif dan tes laboratorium.
Selain deteksi dini dan juga mempersiapkan asuransi kesehatan, upaya terpenting yang harus dilakukan untuk terhindar dari kanker adalah menjalani gaya hidup sehat. Jadi, mulai sekarang, jangan lagi tergoda dengan fast food, minum alkohol, merokok, atau bahkan sekadar bergadang, ya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru