3. Sepsis
Seperti yang audah disebutkan di atas, tindakan aborsi kandungan bisa menimbulkan sepsis. Hal ini terjadi saat infeksi bakteri telah memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Pada umumnya, sepsis ditandai dengan penurunan tekanan darah, perdarahan berat, frekuensi napas semakin cepat, serta rasa cemas dan gelisah. Kondisi ini biasanya akan berakhir dengan syok sepsis.
4. Kerusakan pada rahim dan vagina
Jika tidak dilakukan dengan benar dan cepat, aborsi berisiko menyebabkan kerusakan pada rahim dan vagina. Adapun kerusakan ini bisa berupa lubang maupun luka berat di dalam dinding rahim, leher rahim, serta vagina.
5. Endometriosis
Merasakan nyeri yang begitu hebat di bagian bawah perut dan sekitar panggul, bisa jadi gejala awal endometriosis atau pertumbuhan endometrium di luar dinding rahim sebagai efek samping dari tindakan aborsi. Risiko endometriosis setelah menggugurkan kandungan dapat meningkat sampai 2,5 kali lipat pada wanita berusia di bawah 20 tahun.
6. Infeksi peradangan panggul
Risiko aborsi bagi perempuan yang mungkin terjadi selanjutnya adalah infeksi radang panggul (IPD). Kondisi satu ini umumnya ditandai dengan nyeri panggul, sakit ketika buang air kecil hingga keputihan yang berbau tidak sedap.
Baca Juga: Dengar Kabar Lolly Hamil di Luar Nikah, Nikita Mirzani: Hati Saya Hancur
Aborsi spontan menimbulkan risiko IPD yang lebih besar lantaran sisa jaringan janin mungkin masih terperangkap di dalam rahim. Sisa-sisa jaringan inilah yang akan membuat seorang perempuan akhirnya susah hamil setelah aborsi.
7. Masalah psikologis
Tidak hanya masalah fisik, trauma psikologis juga akan dirasakan oleh sebagian perempuan usai menjalani aborsi. Perasaan bersalah, malu, stres, cemas, sampai depresi adalah beberapa masalah psikologis yang banyak dialami oleh wanita.
Risiko terjadinya komplikasi satu ini akan jadi lebih besar bila aborsi dilakukan secara ilegal, dilakukan di fasilitas kesehatan yang kurang memadai hingga menggunakan metode tradisional yang tak terjamin keamanannya sama sekali.
Itulah tadi risiko aborsi bagi perempuan. Mengingat risikonya yang besar, sebaiknya perempuan tidak melakukan tindakan ini terutama jika dilakukan secara ilegal.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern