Biasanya gejala difteri akan muncul dalam 2–5 hari usai seseorang terinfeksi bakteri Corynebacterium diphteriae. Selanjutnya, bakteri akan menyebar ke aliran darah hingga menimbulkan beberapa gejala umum ini:
- Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang akan menutupi amandel dan area tenggorokan
- Demam hingga menggigil
- Nyeri tenggorokan dan suara menjadi serak
- Sulit bernapas hingga napas jadi lebih cepat
- Pembengkakan kelenjar getah bening pada area leher
- Lemas dan lelah lesu
- Pilek yang awalnya cair, namun lama kelamaan sampai bercampur darah
- Batuk
- Rasa tidak nyaman
- Gangguan penglihatan
- Bicara melantur
- Kulit pucat dan dingin, berkeringat, dan jantung berdebar cepat.
Bahkan pada beberapa orang, penyakit difteri akan bersifat ringan atau bahkan tidak ada tanda dan gejala yang jelas sama sekali. Dalam kasus seperti itu, orang tetap tidak akan menyadari penyakitnya dan berpotensi menularkannya ke orang lain.
Orang yang Rentan Terkena Difteri
Difteri bisa diderita siapa saja. Penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia, akan tetapi anak-anak lebih rentan terserang. Apalagi anak-anak di sekolah yang rentan tertular dari air liur teman yang terinfeksi bakteri difteri.
Penanganan Difteri
Penyakit difteri bisa dicegah dengan melakukan berbagai upaya. Akan terapi, satu-satunya pencegahan difteri yang paling efektif yaitu vaksinasi difteri.
Di Indonesia, vaksin difteri merupakan salah satu vaksinasi wajib yang akan diberikan kepada balita bersamaan saat melakukan imunisasi. Pada usia anak-anak, vaksin difteri diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi yaitu vaksin tetanus dan batuk rejan (pertusis), atau disebut juga sebagai imunisasi DPT.
Selain pemberian vaksinasi difteri lewat imunisasi, pencegahan difteri juga efektif dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga protokol kesehatan terutama memakai masker dan menghindari berkerumun. Jika mendapati anak telah mengalami gejala difteri, maka segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Demikian penjelasan terkait apa itu difteri yang rentan menular di kalangan anak-anak.
Baca Juga: Faktor, Gejala, dan Pengobatan Penyakit Difteri yang Harus Kamu Pahami
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan