Suara.com - Difteri merupakan salah satu penyakit yang rentan menular sehingga perlu diwaspadai oleh siapa saja, terutama anak-anak. Bahkan, penyakit ini bisa menular lewat percikan air liur anak-anak di sekolah. Lantas apa itu difteri?
Penyakit difteri menyerang saluran pernapasan sampai bagian kulit manusia. Apabila tidak segera ditangani, maka penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang serius hingga mengancam jiwa seseorang.
Lebih buruknya lagi, difteri juga sangat mudah menular. Seseorang dengan imun yang rendah bisa tertular hanya dengan terkena percikan ludah atau air liur penderitanya yang menebar melalui udara, saat ia bersin maupun batuk.
Apa Itu Difteri?
Difteri merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan atas serta tenggorokan. Sehingga kondisi ini dapat menyebabkan selaput jaringan jadi mati dan menumpuk di tenggorokan serta amandel. Akibatnya, para penderita difteri mengalami kesulitan bernapas dan menelan.
Pada tahap yang lebih paraj, bakteri Corynebacterium diphtheriae bisa menghasilkan sebuah racun yang berisiko menimbulkan gangguan terhadap beberapa bagian tubuh lain seperti kulit, jantung, sampai saraf. Bahkan, jika tidak segera ditangani dengan tepat difteri berpotensi mengancam jiwa.
Penyakit difteri sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae yang bisa menular antar manusia. Penularannya melalui percikan air liur atau menghirup udara yang dihembuskan oleh seseorang yang terinfeksi. Berikut ini adalah penjelasan tentang penularan difteri:
1. Partikel Udara
Baca Juga: Faktor, Gejala, dan Pengobatan Penyakit Difteri yang Harus Kamu Pahami
Seseorang bisa tertular penyakit difteri jika menghirup partikel udara yang bersumber dari bersin atau batuk orang terinfeksi. Cara penularan satu ini berpotensi tinggi terjadi jika berada di tempat ramai, termasuk sekolah, daycare, bahkan mal.
2. Permukaan Barang yang Terkontaminasi
Selain melalui partikel udara, difteri juga bisa menular melalui sentuhan benda yang telah terkontaminasi bakteri. Misalnya saja, seseorang akan berisiko tinggi tertular difteri apabila memegang tisu bekas penderita difteri. Meskipun jarang ditemukan, difteri juga dapat menyebar lewat peralatan pribadi yang digunakan secara bersama, salah satunya bantal dan handuk.
3. Luka yang Terinfeksi
Menyentuh luka terbuka yang sudah terpapar bakteri juga dapat menjadi salah satu penyebab utama seseorang tertular difteri ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter