- Sel Rambut Hancur: Suara yang terlalu keras dapat merusak sel rambut di dalam koklea (organ pendengaran), yang merupakan komponen kritikal dalam proses transduksi suara menjadi signal listrik yang dikirim ke otak.
2. Trauma Akustik
- Gangguan Pendengaran Akut: Kebisingan di atas 140 desibel, seperti ledakan keras, dapat menyebabkan trauma akustik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran akut. Trauma ini dapat bersifat sementara namun kadang-kadang permanen.
3. Gangguan Kronis
- Paparan Panjang: Paparan suara yang kurang keras (sekitar 90 dB ke atas) dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran kronis. Misalnya, terlalu banyak mendengarkan musik keras melalui headphone.
4. Peradangan Otak
- Reaksi Peradangan: Suara keras dapat merusak ujung saraf halus yang mentransfer informasi listrik dari sel rambut ke otak, berpotensi menyebabkan reaksi peradangan dalam otak itu sendiri. Hal ini dapat berkembang menjadi hilangnya kognisi, seperti demensia.
5. Stres Mental
- Mood Menjadi Buruk: Berada di tengah-tengah suara bising bisa membuat mood yang kita miliki menjadi buruk. Uring-uringan dan kecemasan meningkat di lingkungan yang berisik, menciptakan lebih banyak ‘kebisingan mental’ yang sulit untuk direlasikan atau mengidentifikasi pemicu kecemasan.
6. Melemahkan Sistem Imunitas
- Rentan Terhadap Infeksi: Paparan suara bising secara terus-menerus dapat memicu stres yang rentan muncul, sehingga kondisi ini bisa memicu infeksi dan pilek lebih mudah datang.
7. Masalah Jantung
- Detak Jantung Tidak Teratur: Musik jedag-jedug full bass dalam volume keras dapat menyebabkan atrial fibrillation (detak jantung tidak teratur), yang dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan gagal jantung.
Untuk menghindari dampak negatif ini, penting untuk membatasi paparan telinga terhadap suara yang terlalu kuat dan memilih peralatan pendengaran yang aman.
Batas volume yang aman untuk didengar manusia adalah di bawah 85 dB untuk durasi maksimal delapan jam, dan tidak melebihi 60% batas maksimal saat menggunakan headset atau earphone.
Berita Terkait
-
Mengenal Apa Itu Radioaktif Cesium 137 di Cikande dan Bahayanya Jika Terpapar
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Akhirnya Terungkap! Menkes Budi Gunadi Beberkan 3 Penyebab Utama di Balik Krisis Keracunan MBG
-
Ahli Kesehatan Tantang Menkeu Purbaya Buka Dialog Soal Kebijakan Cukai Rokok
-
Bye-Bye Mata Lelah: Tips Ampuh Maksimalkan Manfaat Dark Mode
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal