Suara.com - Belakangan ini, anggur Muscat menjadi perbincangan hangat di media sosial akibat adanya laporan bahwa buah ini tercemar pestisida berbahaya. Anggur Muscat, yang dikenal dengan rasa manis dan aromanya yang khas, kini disoroti karena potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh paparan pestisida. Berita ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen, terutama bagi mereka yang menjadikan anggur sebagai pilihan buah segar dalam diet sehari-hari.
Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Papua Selatan dengan situs pafipapuaselatan.org, pestisida merupakan bahan kimia yang digunakan dalam pertanian untuk membunuh hama, gulma, dan penyakit tanaman. Meskipun membantu meningkatkan hasil pertanian, penggunaan pestisida yang tidak tepat atau berlebihan dapat menyebabkan residu berbahaya pada buah dan sayuran. Paparan pestisida dapat terjadi melalui konsumsi langsung buah yang terkontaminasi, dan dalam kasus anggur Muscat, ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang dampaknya bagi kesehatan.
Salah satu dampak paling signifikan dari konsumsi buah yang terkontaminasi pestisida adalah risiko gangguan sistem saraf. Beberapa jenis pestisida, seperti organofosfat dan karbamat, telah terbukti berpotensi menyebabkan kerusakan saraf, yang dapat mengarah pada gejala seperti pusing, sakit kepala, bahkan hingga kejang. Pada anak-anak, dampak ini bisa lebih parah karena sistem saraf mereka yang masih berkembang. Selain itu, paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit neurodegeneratif, seperti Parkinson dan Alzheimer.
Tak hanya itu, pestisida juga dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Banyak pestisida yang bersifat endokrin disruptors, yang dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan masalah kesehatan reproduksi, seperti infertilitas. Bagi wanita hamil, konsumsi produk yang terkontaminasi pestisida dapat meningkatkan risiko cacat lahir dan gangguan perkembangan pada janin.
Selain dampak jangka panjang, paparan pestisida juga dapat menyebabkan reaksi alergi yang serius. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi kulit, kesulitan bernapas, atau gejala gastrointestinal setelah mengonsumsi produk yang terkontaminasi. Dalam beberapa kasus, reaksi ini dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian medis segera.
Konsumen juga perlu menyadari bahwa tidak semua pencucian atau pengupasan kulit dapat menghilangkan residu pestisida secara efektif. Oleh karena itu, penting untuk memilih produk yang sudah terjamin bebas pestisida, seperti produk organik atau yang telah melalui pengujian keamanan. Dalam hal ini, edukasi tentang cara memilih dan mempersiapkan makanan yang aman harus menjadi prioritas bagi masyarakat.
Sebagai langkah pencegahan, pihak berwenang harus meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan pestisida dalam pertanian. Ini termasuk pelatihan bagi petani tentang cara menggunakan pestisida dengan benar dan aman, serta menerapkan standar yang lebih ketat untuk produk pertanian yang dijual di pasar.
Kesimpulannya, dampak dari mengonsumsi anggur Muscat yang tercemar pestisida bisa sangat fatal bagi kesehatan. Edukasi dan kesadaran akan pentingnya memilih produk yang aman menjadi kunci untuk melindungi diri dan keluarga dari risiko kesehatan yang serius akibat paparan pestisida.
Baca Juga: Ngeri! Diabetes di Bawah 40 Tahun Tingkatkan Risiko Kematian Dini hingga 4 Kali Lipat
Berita Terkait
-
Kementan Bersiap Hentikan Impor Anggur Shine Muscat, Tunggu Hasil Cek dari BPOM
-
Bapanas Ungkap Hasil Rapid Test Anggur Muscat, Ada Residu Tapi Aman Dikonsumsi
-
Masih Dicek BPOM, Kementan Siap Setop Impor Anggur Shine Muscat jika Memang Berbahaya
-
Heboh Pestisida, Apa Itu Anggur Shine Muscat dan Bagaimana Cara Memilih yang Aman?
-
Bahaya yang Mengintai di Balik Velg Motor Retak, Jangan Disepelekan
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan