Suara.com - Perawatan luka pada penderita diabetes membutuhkan perhatian khusus. Hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi serius pasca terjadinya luka tersebut.
Dokter Spesialis Bedah Vaskuler RSUI, Nyityasmono Tri Nugroho mengatakan, ada beberapa prinsip penting dalam menangani luka diabetes agar proses penyembuhannya berjalan optimal.
"Prinsipnya, luka harus lembab dan bersih, serta bebas dari kuman. Selain itu, sirkulasi darah juga harus baik untuk memastikan aliran pembuluh darah mendukung penyembuhan. Jika ini terpenuhi, obat apa pun bisa diberikan," ujar Nugroho, Rabu (20/11/2024).
Kebersihan luka sangat penting bagi penderita diabetes untuk mencegah infeksi yang dapat memperburuk kondisi. Selain itu, sirkulasi darah yang baik memastikan suplai oksigen dan nutrisi ke area luka, membantu regenerasi jaringan.
Menurut Nugroho, kondisi tubuh secara keseluruhan, termasuk kadar gula darah dan status gizi, juga memengaruhi proses penyembuhan luka pada penderita diabetes.
Nugroho menyarankan penggunaan berbagai bahan seperti PRP (Platelet-Rich Plasma), asam hialuronat, madu, atau kasa dengan larutan natrium klorida (NACL) untuk mempercepat penyembuhan.
“Sekarang banyak opsi, dari PRP, asam hialuronat, hingga madu. PRP sangat efektif karena mempercepat regenerasi jaringan dan membantu pertumbuhan kapiler baru. Namun, penggunaannya masih terbatas karena harganya cukup mahal,” jelas Nugroho, dikutip dari Antara.
Untuk alternatif yang lebih terjangkau, Nugroho merekomendasikan penggunaan kasa dengan madu, yang telah terbukti mendukung proses granulasi jaringan asalkan luka sudah bersih dan bebas infeksi.
Dengan pengelolaan yang tepat, luka pada penderita diabetes dapat dikontrol untuk mencegah komplikasi serius seperti ulkus diabetikum. Perawatan yang konsisten dan perhatian pada faktor pendukung penyembuhan menjadi kunci keberhasilan.
Hari Diabetes Sedunia baru saja diperingati pada 14 November 2024 lalu. Peringatan ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan diabetes, terutama diabetes tipe 2 yang kini kian banyak menyerang generasi muda.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Rudy Kurniawan mengungkapkan bahwa pola hidup tidak sehat menjadi penyebab utama meningkatnya kasus diabetes pada usia di bawah 40 tahun.
"Sebetulnya usia muda ini kembali ke pola hidup. Kalau bicara diabetes tipe 2, itu kan preventable. Penyebab utama risikonya adalah pola makan, konsumsi minuman manis, dan kurangnya aktivitas fisik," ujar Rudy.
Ia menjelaskan bahwa diabetes tipe 2 berbeda dengan diabetes tipe 1, yang biasanya muncul sejak anak-anak akibat kerusakan sel beta pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin.
Sebaliknya, diabetes tipe 2 terjadi karena resistensi insulin akibat gula darah yang terus meningkat, sering kali disebabkan oleh gaya hidup buruk.
Berita Terkait
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Kesemutan dan Mati Rasa? Waspadai Diabetic Foot, Komplikasi Diabetes yang Berujung Amputasi
-
Daftar Ikan yang Baik untuk Penderita Diabetes, Pilihan Terbaik dan Cara Konsumsinya
-
Tak Cuma Gula, Nasi dan Tepung Juga Biang Keladi Diabetes? Ini Penjelasan Dokter
-
6 Rekomendasi Menu Buka Puasa Penderita Diabetes, Makan Nikmat Tanpa Khawatir Gula Darah Melonjak
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek