Suara.com - Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon-hormon yang berperan dalam mengontrol proses metabolisme tubuh.
Antara lain mengatur suhu tubuh, mengontrol penyerapan nutrisi dan penggunaan energi, mengatur reproduksi, mengoptimalkan perkembangan otak dan sistem saraf, mengatur tekanan darah dan denyut jantung.
Masalah tiroid dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok, gangguan fungsi hormon tiroid atau kombinasi dari gangguan bentuk dan gangguan fungsi hormon tiroid.
Perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas. Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon).
Menurut dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, dokter spesialis penyakit dalam yang mendalami sub spesialisasi endokrin dan penyakit metabolik dari Bethsaida Hospital, penting untuk masyarakat memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus, sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial.
"Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup," kata dia dalam siaran pers yang Suara.com terima baru-baru ini.
Saat ini, kata dia, pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan dengan tindakan minimal invasif yang tanpa operasi. Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation, di mana metode ini digunakan untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan tonjolan (nodul) tiroid.
Prosedur Tindakan RFA
Tindakan RFA ini akan melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid, kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor.
Baca Juga: Mengenal BESS: Inovasi Bedah Endoskopi Spinal Minimal Invasif yang Mempercepat Pemulihan Pasien
"Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal sehingga pasien merasa aman dan nyaman selama menjalani prosedur," tambah dia.
Pada umumnya prosedur Radio Frequency Ablation ini akan memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi.
Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit baik saat dilakukan prosedur ataupun sesudahnya. Setelah menjalani prosedur RFA ini, dokter akan melakukan observasi selama 10-12 jam.
Selain itu, prosedur ini tidak memiliki banyak persyaratan namun biasanya pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu.
"Kami menyediakan fasilitas lengkap, termasuk Radio Frequency Ablation, untuk penanganan tiroid dengan teknologi terkini dan tim medis berpengalaman, demi memastikan perawatan optimal dan nyaman tanpa operasi konvensional" tutup Dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Sepong.
Berita Terkait
-
Mengenal Digital Detox, Menjauh dari Media Sosial
-
Psikolog UGM Bagikan Cara Mengurangi Dampak Negatif Stres
-
5 Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar pada Kesehatan, Jangan Sepelekan Ya!
-
Mengenal BESS: Inovasi Bedah Endoskopi Spinal Minimal Invasif yang Mempercepat Pemulihan Pasien
-
Bantu Hilangkan Stres, Ini 5 Alasan Pantai Baik untuk Kesehatan Mental
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa