Suara.com - Menurut informasi dari idibaritoselatan.org, diabetes adalah salah satu penyakit yang paling umum diderita oleh masyarakat Indonesia. Diabetes dapat menyerang dari segala usia. Diabetes tipe 1 adalah kondisi di mana tubuh tidak mampu menghasilkan insulin, yang menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Ini juga disebut sebagai diabetes juvenile atau diabetes yang bergantung pada insulin.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI Kabupaten Barito Selatan beralamat adalah organisasi profesi yang menaungi para dokter di wilayah Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Organisasi ini berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pengembangan profesi kedokteran.
IDI Kabupaten Barito Selatan menjelaskan Diabetes tipe 1 adalah salah satu penyakit yang terjadi ketika tubuh tidak bisa memproduksi insulin secara optimal. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula dalam darah dan membantu mentransfer glukosa ke sel-sel tubuh.
IDI menjelaskan betapa pentingnya program kesehatan terutama edukasi terkait bahaya penyakit diabetes tipe 1 bagi kesehatan. Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa saja penyebab terjadinya diabetes tipe 1 serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya penyakit diabetes tipe 1?
Dilansir dari laman https://idibaritoselatan.org, diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel beta di pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin.
Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya diabetes tipe 1 meliputi:
1. Faktor usia
Karena kurangnya paparan sinar matahari, yang dapat mempengaruhi kadar vitamin D, diabetes tipe 1 lebih umum ditemukan pada anak-anak dan remaja, terutama pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun.
Baca Juga: Daftar 21 Penyakit yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan
2. Reaksi terhadap kekebalan tubuh
Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas. Hasilnya adalah penurunan produksi insulin atau bahkan penghentiannya sepenuhnya sebagai akibat dari proses ini. Meskipun penyebab spesifik dari reaksi autoimun ini belum diketahui, faktor lingkungan dan genetik dianggap berkontribusi.
3. Terinfeksi virus
Beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus tertentu, seperti virus Coxsackie dan Epstein-Barr (EBV), dapat menyebabkan diabetes tipe 1 melalui perubahan sistem imun yang menyerang sel beta pankreas.
4. Faktor lingkungan
Meskipun faktor keturunan berperan, faktor lingkungan dan pola hidup seperti pola makan dan infeksi juga dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 1. Menjaga asupan gizi dan membatasi konsumsi gula tubuh adalah hal utama dan paling penting.
Apa saja jenis pengobatan untuk penderita diabetes tipe 1?
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Barito Selatan telah meneliti lebih lanjut terkait penyakit Diabetes Tipe 1. Pengobatan untuk penderita diabetes tipe 1 bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa obat dan terapi yang direkomendasikan:
1. Terapi Insulin
Penderita diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin secara teratur karena tubuh tidak menghasilkan insulin sendiri. Selain itu, pump insulin dapat disesuaikan untuk memberikan insulin secara konsisten, terutama saat makan.
2. Obat Aspirin
Aspirin dapat dianggap sebagai obat yang baik untuk pasien diabetes tipe 1 yang memiliki risiko kardiovaskular tinggi dan risiko perdarahan rendah. Obat ini dapat membantu mencegah komplikasi yang mungkin terjadi pada mereka.
3. Sistem Pankreas Buatan
Pompa insulin dan alat pemantau glukosa membentuk pankreas buatan, yang secara otomatis dapat mengontrol gula darah. Sistem ini dapat mengukur tingkat glukosa dan menyesuaikan dosis insulin secara real-time.
Untuk mencapai hasil terbaik, pengobatan diabetes tipe 1 memerlukan pendekatan multidisipliner yang mencakup dokter, perawat, ahli gizi, dan dukungan psikososial.
Berita Terkait
-
Gelembung Gas Ajaib dan Menyehatkan Itu Bernama "Nanobubbles"
-
Waspada! Ini 3 Penyakit Menular yang Lazim Muncul saat Musim Hujan
-
Mengenal Syndromic Testing, Optimasi Penanganan Pasien Diare
-
Diare Hingga Leptospirosis: 5 Penyakit Ini Mengancam Saat Banjir
-
Kenali Penyebab Eksim, IDI Kota Purworejo Bagikan Informasi Pengobatan
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas