Suara.com - Berdasarkan data, lebih dari 80 persen anak dan remaja Indonesia mengalami defisit protein hewani. Hal itu membuat Indonesia masuk dalam daftar negara dengan konsumsi protein hewani yang rendah.
Padahal dikatakan oleh Profesor Epi Taufik, protein hewani memiliki peran penting dalam menjaga fungsi kekebalan tubuh, struktur sel dan proses tumbuh kembang anak.
Kata Prof Epi, kekurangan protein hewani juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan atau stunting, lemahnya sistem imun, dan rendahnya konsentrasi belajar.
Untuk itu, Tim Dewan Pakar Badan Gizi Nasional itu mengatakan bahwa orangtua dan guru perlu mendapat edukasi mengenai pentingnya konsumsi protein hewani.
"Edukasi tentang pentingnya protein hewani dapat membantu mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas kesehatan anak," kata Profesor Epi Taufik, dalam acara preskon Zona Main So Nice, beberapa Waktu lalu di Jakarta, ditulis Rabu, (5/2/2025).
Lebih lanjut, Prof Epi menyebut bagaimana protein hewani memiliki komposisi asam amino esensial yang lebih lengkap, serta biological value dan net protein utilization (NPU) yang jauh lebih tinggi dibandingkan protein nabati.
"Sehingga, jumlah protein yang diserap dan dipergunakan oleh tubuh untuk pemeliharaan sel-sel dan pertumbuhan juga lebih tinggi," tambahnya lagi.
Guru sekaligus Content Creator, Arief Tirtana, S.Pd mengatakan, menyampaikan edukasi kepada anak memerlukan pendekatan yang lebih kreatif dan menantang. Apalagi, anak tidak hanya membutuhkan informasi, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan dan mengesankan.
"Sebagai pendidik, kita harus bisa beradaptasi dengan dunia mereka, menciptakan interaksi yang penuh warna, dan menjadikan setiap pelajaran tidak hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah kesenangan yang tak terlupakan," tambahnya.
Untuk itu, agenda Zona Main So Nice-Jagoannya Jajan Protein yang digelar di 380 sekolah dibuat guna mengedukasi anak-anak dengan cara seru, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh anak-anak. Nantinya, akan ada permainan yang dapat melatih kerjasama, komunikasi, fair play, dan solidaritas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat