Suara.com - Protein merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, penyembuhan, hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Karenanya, konsumsi protein menjadi salah satu nutrisi penting yang harus ada dalam menu sehari-hari.
Bahkan, Program Coordinator Sekretariat Stunting INEY, Bappenas, Harris Rambey PhD, menyebutkan jika protein juga sangatlah dibutuhkan oleh anak-anak yang mendukung masa tumbuh kembangnya demi menghindari stunting.
"Protein dibutuhkan untuk membangun kognitif, membangun sel-sel tubuh, pertumbuhan anak baik secara fisik maupun kecerdasannya," jelas dia dalam siaran pers yang Suara.com terima Rabu (15/6/2022).
Lebih jauh Guru Besar FKM UI, Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, M.P.H, menjelaskan ada sejumlah efek buruk ketika tubuh kekurangan asupan protein hewani, di antaranya tubuh akan kekurangan hormon pertumbuhan, gangguan regenerasi sel, sel tidak tumbuh dengan baik, belum lagi sistem kekebalan tubuh terganggu, jadi sering sakit, massa otot tidak bertambah.
Itulah sebabnya, anak-anak akan susah berkembang atau bertumbuh kalau kekurangan protein hewani. Pada akhirnya berujung stunting dan terburuknya adalah gangguan kognitif.
“Protein hewani penting dalam mencegah dan mengatasi stunting, meskipun tidak boleh juga diabaikan semua zat gizi mulai dari karbohidrat, lemak, dan mikronutrien, semua tetap diperlukan,” tegasnya.
Untuk itu, masa MPASI adalah masa yang tepat untuk mengenalkan anak dengan asupan makanan yang mengandung tinggi kandungan protein seperti adalah daging, ikan, telur, termasuk susu.
"Wajib ASI ekslusif bukan berarti tidak dikenalkan dengan susu, ini membuat asupan protein jadi rendah sekali. Padahal, usia 6 bulan sudah boleh diberi susu lain, karena susu bisa dicerna oleh anak. Bahkan mulai 4 bulan sudah boleh," jelasnya.
Bahkan, menurut dia, anak yang tidak mengonsumsi susu dan protein hewani lainnya, memiliki risiko terkena stunting yang cukup besar bagi dari anak yang tidak kekurangan susu dan protein hewani.
Baca Juga: Salah Kaprah, Simak Mitos Tentang Konsumsi Protein dan Karbohidrat yang Banyak Diyakini Masyarakat
Inilah mengapa, Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta M.Sc. SpA, dari RS Mayapada, Jakarta menjelaskan jika di tahap MPASI risiko kekurangan gizi sangatlah besar.
"Kebutuhan nutrisi di usia 6 bulan selepas ASI ekslusif ini meningkat. Orangtua harus bisa memenuhi kebutuhan gizi karena ada gap yang lebar antara kebutuhan nutrisi dan kebutuhan kalori yang tidak bisa dipenuhi dengan ASI saja," jelasnya.
Jika gap ini tidak terpenuhi, maka tentu akan terjadi gangguan pertumbuhan, ganggun status gizi, dan bila dibiarkan saja tanpa intervensi, maka terjadilah stunting.
Prof Fika menambahkan, susu, telur dan ikan, mengandung protein hewani yang bagus untuk mencegah dan mengatasi stunting. Namun, telur dan ikan harus diolah dulu. Sementara susu lebih praktis tinggal minum.
Satu ekor ikan mengandung 7 gram protein, satu kotak susu mengandung minimal 6 gram protein.
“Tapi anak-anak seringkali tidak menghabiskan satu ekor ikan jadi asupan proteinnya mungkin saja cuma 1 gram, sementara satu kotak susu kemasan sedang bisa langsung habis sekali minum dapat 4 gram protein. Harganya pun sama dengan jajanan lain, jadi tidak benar kalau dibilang susu itu mahal,” tutup dia.
Berita Terkait
-
Veronica Tan Apresiasi Program Dua Telur Sehari di Kalteng, Selaras dengan MBG Presiden Prabowo
-
7 Daftar Ikan Laut yang Tidak Aman Dikonsumsi, Mengandung Racun Berbahaya
-
Bukan Hiu, Ini 10 Ikan Protein Tinggi yang Enak, Sehat, dan Gak Bikin Keracunan
-
Dari Stunting ke Ekonomi: Program MBG Disiapkan Jadi Penggerak 3T
-
Rahasia Awet Muda: Jaga 3 Protein Kulit Ini Supaya Wajah Tetap Kencang dan Glowing
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar