Suara.com - Kondisi deg-degan saat beristirahat hingga nyeri dada bisa menjadi gejala aritmia atau gangguan irama jantung yang menyebabkan detak jantung tidak beraturan.
Fakta itu diungkapkan oleh Konsultan Intervensi Jantung & Aritmia Eka Hospital BSD, dr. Ignatius Yansen.
"Aritmia terjadi ketika jantung berdetak terlalu cepat (takikardia) atau terlalu lambat (bradikardia)," ujarnya, dikutip dari Antara, Kamis (20/2/2025).
Menurutnya, irama normal jantung manusia dewasa saat beristirahat berkisar antara 60-100 detak per menit. Seseorang bisa menghitungnya secara manual menggunakan stopwatch atau dengan bantuan perangkat seperti smartwatch, oximeter, dan tensimeter digital.
"Jika seseorang merasa deg-degan, tetapi jumlah detak jantung masih dalam rentang normal, maka kondisi ini tidak selalu menandakan aritmia. Biasanya, jantung berdebar di malam hari saat menjelang tidur karena suasana yang lebih tenang dan relaks," jelasnya.
Namun, seseorang dikatakan mengalami aritmia jika denyut jantung berada di bawah 60 detak per menit (bradikardia) atau di atas 100 detak per menit (takikardia). Gangguan ini disebabkan oleh ketidakseimbangan sinyal listrik yang menuju jantung, sehingga perintah untuk memompa darah menjadi tidak optimal.
Saat impuls listrik terganggu, daya pompa jantung menurun dan menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh tidak maksimal.
Jika darah yang mengandung oksigen dan nutrisi tidak tersalurkan dengan baik, gejala aritmia bisa muncul, seperti pusing hingga pingsan akibat kurangnya pasokan darah ke otak.
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan gangguan sinyal listrik ke jantung, seperti ketidakseimbangan elektrolit, serangan jantung, penyakit arteri koroner, perubahan struktur jantung seperti kardiomiopati, penyakit katup jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, sleep apnea, infeksi Covid-19, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol atau kafein secara berlebihan.
Untuk memastikan seseorang mengalami aritmia atau tidak, dokter akan melakukan serangkaian tes, seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, elektrokardiogram (EKG), tes treadmill, serta holter monitoring yang dapat memantau detak jantung selama 24 jam atau lebih.
"Tidak semua jenis aritmia membutuhkan pengobatan. Beberapa kasus cukup ringan dan tidak berdampak besar pada kualitas hidup. Bahkan, kondisi ini bisa membaik dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat," kata Ignatius Yansen.
Berita Terkait
-
Benarkah Gangguan Irama Jantung Bisa Picu Stroke? Dokter Ungkap Penyebab dan Gejalanya
-
Denyut Jantung Tak Beraturan, Teknologi Ini Bantu Diagnosis Lebih Akurat!
-
Teknologi Ablasi Modern Tawarkan Solusi Efektif Atasi Gangguan Irama Jantung Tak Beraturan
-
Sedih! Dokter Cerita: Istri Sakit Jantung, Suami Malah Bawa ke Psikiater
-
Teknologi PFA Untuk Pasien Fibrilasi Atrium Hadir di Indonesia, Heartology Cardiovascular Hospital Jadi Pionir
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Inikah Kata-kata yang Bikin Keponakan Prabowo Mundur dari DPR?
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas