Suara.com - Pola makan sehat selama bulan Ramadan pada dasarnya sama seperti hari biasa. Bedanya hanya terletak pada pengaturan waktu makan.
"Mengatur pola makan saat puasa pada prinsipnya sama seperti hari lainnya, hanya berbeda dalam jadwal makan," kata Ahli Gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Fitri Hudayani, dikutip dari Antara, Selasa (4/3/2025).
Pada hari biasa, konsumsi makanan utama umumnya dilakukan tiga kali sehari dengan dua kali makanan selingan. Namun, selama menjalankan ibadah puasa, Fitri menyarankan agar pola makan diubah menjadi dua kali makanan utama dan tiga kali makanan selingan.
Fitri menjelaskan bahwa kebutuhan gizi tetap harus disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan aktivitas harian seseorang. Ia menyarankan masyarakat untuk berbuka puasa dengan kurma dan air putih atau teh hangat sebelum mengonsumsi makanan utama.
"Setelah berbuka puasa, sebaiknya konsumsi makanan lengkap yang terdiri dari karbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah. Setelah shalat tarawih, bisa ditambahkan makanan selingan," ujarnya.
Saat sahur, Fitri menyarankan untuk tetap mengonsumsi makanan yang mengandung gizi lengkap guna menjaga energi selama berpuasa.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Banten, Dian Permatasari mengingatkan masyarakat untuk membatasi konsumsi makanan manis berlebihan, seperti gula, roti, dan kue dengan rasa yang sangat manis.
Sebagai gantinya, ia merekomendasikan makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, roti gandum, mie, dan pasta, serta protein dari lauk seperti ikan, ayam, telur, tahu, dan tempe. Sayur-sayuran dan buah-buahan juga penting untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral selama bulan Ramadhan.
"Saat berpuasa, pola makan hanya berubah dalam hal waktu, tetapi kebutuhan nutrisi tetap harus terpenuhi," katanya.
Dian juga menjelaskan bahwa puasa Ramadan tetap dapat dijalankan bagi mereka yang sedang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan. Hal yang sama berlaku bagi penderita diabetes mellitus atau gangguan ginjal.
"Program diet tetap dapat dilakukan selama ibadah puasa, karena tidak ada perubahan pada kebutuhan gizi, hanya pengaturan waktu makannya saja yang berbeda," katanya.
Berita Terkait
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Bukan Cuma Soal Diet, Ini 7 Langkah Simpel Biar Pola Makan Jadi Lebih Sehat
-
Studi Baru Ungkap Pola Makan yang Bisa Menurunkan Berat Badan
-
Diabetes Bukan Penyakit Orang Tua, Ini 5 Cara Simpel Biar Gen Z Gak Kena Sakit Gula
-
Investasi Paling Mahal Itu Kesehatan! Dokter Tirta Ingatkan Pola Makan Seimbang
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah