Suara.com - Akses air bersih dan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan dua pilar utama dalam membangun masyarakat yang sehat dan produktif. Namun, tantangan akses terhadap air bersih masih menjadi isu serius di berbagai wilayah Indonesia. Padahal, air bersih bukan hanya soal kebutuhan dasar—ia juga merupakan fondasi utama dalam mencegah penyakit, meningkatkan kualitas hidup, dan membentuk pola hidup sehat secara menyeluruh.
Air yang tercemar dapat menjadi sumber berbagai penyakit seperti diare, kolera, hingga tifus, yang banyak menyerang anak-anak di daerah dengan sanitasi buruk. Menurut WHO (2019), sekitar 829.000 kematian setiap tahun disebabkan oleh diare akibat air minum yang tidak aman, buruknya sanitasi, dan kurangnya kebersihan tangan.
Laporan WHO/UNICEF Joint Monitoring Programme (2021) juga mencatat bahwa 2 miliar orang di dunia masih belum memiliki akses terhadap air minum yang dikelola secara aman. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan RI (2023) menyebutkan bahwa beberapa provinsi masih memiliki cakupan akses air bersih di bawah 70%, yang artinya jutaan masyarakat hidup dalam kondisi sanitasi yang rentan terhadap penyakit.
PHBS: Cara Sederhana dengan Dampak Besar
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi cara efektif untuk memaksimalkan manfaat dari air bersih. Berdasarkan Permenkes No. 3 Tahun 2014, indikator PHBS di tingkat rumah tangga meliputi:
- Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
- Mengonsumsi air minum yang sudah dimasak atau disterilisasi
- Menggunakan jamban sehat
- Mengelola sampah rumah tangga dengan baik
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Riset yang diterbitkan oleh The Lancet Global Health (2022) menunjukkan bahwa intervensi berbasis air bersih, sanitasi, dan higiene (WASH) dapat menurunkan angka kejadian diare hingga 30%. Di Indonesia, data dari Badan Litbangkes (2021) menegaskan bahwa penerapan PHBS di rumah tangga berbanding lurus dengan penurunan angka penyakit menular.
Pemerintah dan masyarakat perlu terus memperkuat sinergi dalam memperluas akses air bersih dan edukasi PHBS. Laporan Bank Dunia (2023) bahkan menyebut bahwa setiap satu dolar yang diinvestasikan untuk air bersih dan sanitasi dapat menghasilkan pengembalian ekonomi rata-rata lima kali lipat, melalui pengurangan biaya pengobatan dan peningkatan produktivitas masyarakat.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Dampak Berkelanjutan
Pentingnya akses air bersih dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi fokus utama dalam kolaborasi antara Kao Indonesia, Kao Life-in-Harmony Foundation (LIHF), dan PT Gama Inovasi Berdikari (GIB) melalui Program RAIN (Rahmat Allah untuk Indonesia). Program ini kembali hadir dengan misi kuat: meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penyediaan air bersih dan edukasi kesehatan berkelanjutan.
Baca Juga: Hati-hati Pola Tidur Berantakan! Ini Dampaknya pada Otak, Emosi, dan Kesehatan Fisik
Setelah sebelumnya memasang teknologi pemanen air hujan GAMA-RainFilter (GRF) di Desa Girimulyo, Gunungkidul, kolaborasi ini kini diperluas dengan kegiatan edukasi PHBS yang langsung melibatkan warga setempat. Teknologi GRF terbukti memberi dampak positif bagi 30 keluarga dan 7 komunitas, memperkuat urgensi pentingnya akses air bersih sebagai fondasi hidup sehat.
Menurut Wisik Restu, Associate Vice President dari Kao Indonesia, kegiatan ini adalah bagian dari strategi Kirei Lifestyle Innovation, sebuah misi untuk menciptakan kehidupan bersih dan sehat melalui inovasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Kolaborasi ini merupakan bentuk nyata kontribusi sosial kami. Dengan memberikan akses air bersih serta edukasi PHBS, kami berharap dapat mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat,” jelasnya.
Sementara itu, Yumi Takeuchi, President Kao Life-in-Harmony Foundation menambahkan bahwa edukasi ini menjadi bagian penting dari pemberdayaan masyarakat agar dapat mengelola sumber daya air secara mandiri.
Ridha Nurul Azizah, M.M., Direktur PT GIB, menekankan bahwa air bersih adalah pondasi penting dalam perubahan perilaku. Teknologi GAMA-RainFilter dikembangkan sebagai solusi praktis yang dapat memanen dan menyaring air hujan agar layak pakai. Edukasi yang menyertai teknologi ini bertujuan memperkuat pemahaman masyarakat akan pentingnya pengelolaan air secara berkelanjutan.
“Melalui edukasi ini, kami ingin membangun kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya akses air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat sebagai gaya hidup,” ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien