Suara.com - Kanker payudara merupakan jenis kanker paling umum yang menyerang perempuan di Indonesia. Menurut Global Cancer Observatory (GCO) tahun 2022, dari sekitar 408 ribu kasus kanker yang tercatat di Indonesia, lebih dari 66 ribu di antaranya adalah kanker payudara.
Tak hanya menjadi jenis kanker terbanyak, kanker payudara juga banyak ditemukan dalam kondisi sudah stadium lanjut, yang membuat peluang sembuh semakin kecil dan risiko dampak fisik, psikologis, hingga sosial semakin berat.
“Banyak perempuan datang sudah dalam kondisi kanker stadium lanjut, padahal deteksi dini bisa sangat menentukan hasil pengobatan,” ujar dr. Tang Siau-Wei, Konsultan Senior dan Ahli Bedah Payudara di Solis Breast Care & Surgery Centre, dalam Media Gathering Tamarind Health, baru-baru ini.
Ada sejumlah gejala awal kanker payudara yang perlu dikenali, antara lain: benjolan yang tidak nyeri di payudara atau ketiak, keluarnya cairan abnormal dari puting (terutama berdarah atau seperti nanah), puting yang tertarik ke dalam, dan perubahan tekstur kulit payudara seperti menebal, mengerut, atau tampak seperti kulit jeruk.
Sayangnya, banyak perempuan mengabaikan tanda-tanda ini karena tidak terasa sakit atau menganggapnya tidak berbahaya.
Dr. Tang menegaskan, “Kalau benjolan sudah terasa sakit, itu bisa jadi tandanya tumor sudah menyebar lebih dalam, misalnya ke kulit, dinding dada, atau tulang rusuk. Ini kondisi yang jauh lebih berbahaya.”
Selain kurangnya pemahaman, akses terhadap layanan diagnosis dan perawatan yang akurat dan cepat juga masih menjadi tantangan.
Padahal, menurut dr. Henry Oscar, Konsultan Radiologi di Luma Women’s Imaging/Medical Centre, “Keberhasilan pengobatan kanker payudara sangat bergantung pada ketepatan diagnosis sejak awal. Imaging yang canggih penting, tapi yang jauh lebih penting adalah interpretasi oleh tenaga ahli yang berpengalaman.”
Melihat kebutuhan mendesak ini, tiga institusi medis terkemuka di Singapura, Solis, Luma, dan OncoCare, menggandeng kolaborasi untuk memberikan layanan kanker payudara yang terintegrasi dan berstandar internasional, khususnya bagi pasien dari Indonesia.
Baca Juga: Kasus Kanker Payudara Terus Meningkat, Deteksi Dini Jadi Kunci Pencegahan
Kolaborasi ini menghadirkan layanan terpadu dengan pendekatan menyeluruh Luma sebagai Pusat Radiologi dan Patologi Lanjutan menyediakan teknologi imaging modern, tim patologi in-house, dan fasilitas day care surgery untuk memastikan diagnosis yang cepat dan akurat.
Solis sebagai Pusat Bedah Payudara menawarkan prosedur bedah presisi, mulai dari lumpektomi, mastektomi, hingga teknik onkoplastik yang dirancang untuk meminimalkan trauma dan mempercepat pemulihan. Sementara itu, OncoCare sebagai Pusat Onkologi Medis menghadirkan terapi personalisasi, terapi target, dan akses ke uji klinis terbaru guna memberikan pengobatan yang tepat sesuai karakteristik biologis kanker setiap pasien.
“Pasien perlu berada di pusat layanan yang tepat dan ditangani oleh tim multidisiplin dengan jam terbang tinggi,” tegas dr. Tang.
Sementara itu, dr. Peter Ang, Konsultan Senior Onkologi Medis dari OncoCare menambahkan, “Diagnosis dan perawatan yang tepat waktu membuat kami bisa merancang terapi personal yang meningkatkan harapan hidup pasien secara signifikan.”
Lebih jauh, dalam semangat Hari Kartini, Solis, Luma, dan OncoCare juga mendorong perempuan Indonesia untuk melihat pengambilan keputusan medis sebagai bentuk self-love tertinggi. Mencintai diri sendiri bukan hanya soal emosional, tapi juga tentang keberanian menjaga kesehatan dan mengenal tubuh sendiri.
Salah satu langkah sederhana yang bisa dilakukan setiap bulan adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), terutama beberapa hari setelah menstruasi. Jika ditemukan perubahan bentuk, tekstur, atau benjolan yang tidak biasa, segera konsultasikan ke dokter.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?