Dalam Surat Edaran tersebut, Kemenkes menginstruksikan penguatan pemantauan terhadap tren penyakit seperti ILI (influenza-like illness), SARI (severe acute respiratory infection), pneumonia, dan COVID-19 melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).
Selain itu, fasilitas kesehatan juga diminta menggencarkan promosi gaya hidup sehat. Kemenkes menekankan kembali pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kebiasaan cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, dan penggunaan masker bagi masyarakat yang sakit atau berada di kerumunan.
6. Hubungan Covid – 19 dengan Perubahan Iklim
Sebuah jurnal berjudul Interactions between Climate and Covid-19 menyoroti tiga dimensi utama keterkaitan iklim dan pandemi.
Pertama, faktor cuaca seperti suhu, angin, dan kelembapan memengaruhi penularan Covid-19, meski pengaruhnya masih belum sepenuhnya dipahami. Studi menunjukkan bahwa faktor noniklim justru lebih dominan dalam penyebaran virus.
Kedua, peristiwa iklim ekstrem yang bertepatan dengan pandemi telah memperburuk situasi. Paparan penyakit meningkat, kerentanan masyarakat melonjak, respons darurat terganggu, dan sistem kesehatan menghadapi tekanan ganda.
7. Cara Meminimalkan Risiko
Penulis jurnal menekankan pentingnya memasukkan risiko iklim dalam respons dan pemulihan pandemi. Perencanaan terpadu yang menggabungkan kesehatan masyarakat, kesiapsiagaan bencana, pembangunan berkelanjutan, dan manajemen darurat dinilai krusial, terutama di wilayah yang rawan bencana iklim.
Pandemi COVID-19 telah memperlihatkan keterhubungan erat antara manusia, hewan, dan lingkungan. Konsep One Health, yang menekankan interkoneksi antara ketiganya, kembali menjadi perhatian utama dalam merespons krisis kesehatan global.
Baca Juga: CEK FAKTA: Joe Biden Terserang Kanker Gara-gara Vaksin Covid-19, Benarkah?
Konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Dr. Rudolf Virchow pada abad ke-19, dan kini dikembangkan sebagai pendekatan lintas disiplin untuk menghadapi tantangan besar seperti penyakit zoonosis, resistensi antimikroba, perubahan iklim, dan pencemaran lingkungan.
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam Majelis Kesehatan Dunia 2020 menegaskan bahwa upaya membuat dunia lebih aman akan gagal jika mengabaikan “hubungan kritis antara manusia dan patogen, serta ancaman perubahan iklim.”
Krisis iklim memperburuk risiko kesehatan. Kenaikan suhu global, pencairan es, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan memaksa manusia dan hewan bermigrasi. Perpindahan ini meningkatkan peluang kontak dan penularan penyakit lintas spesies.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Covid-19 Meroket, Media Asing Khawatirkan Laga Timnas Indonesia vs China
-
Pasien COVID-19 di Taiwan Capai 41.000 Orang, Varian Baru Corona Kebal Imunitas?
-
COVID-19 Hantui Timnas Indonesia vs China
-
Covid-19 Kembali Melonjak di Berbagai Negara: Benarkah Ada Kaitannya dengan Perubahan Iklim?
-
Fakta Menarik Singapore Open 2025, Lahir Juara Baru dan Dominasi China Surut
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
Terkini
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern