Di tahap menengah, terapi seperti Transarterial Chemoembolization (TACE) atau Terapi Radiasi Internal Selektif (SIRT) dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Sedangkan pada stadium lanjut, terapi sistemik seperti imunoterapi dan terapi target molekuler dapat memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Yang juga menjadi sorotan adalah pendekatan multidisiplin dalam penanganan kanker hati. Kini, pasien akan ditangani oleh tim dokter dari berbagai bidang, mulai dari onkologi, hepatologi, hingga bedah yang akan menyusun strategi perawatan secara personal.
“Pendekatan ini sekarang menjadi standar dalam pengobatan kanker hati karena setiap pasien memiliki tantangan yang berbeda,” ujar Dr Foo.
Lebih jauh, Dr Foo menekankan pentingnya upaya pencegahan. Salah satu langkah yang terbukti efektif adalah vaksinasi hepatitis B, terutama di negara-negara dengan tingkat prevalensi tinggi seperti Indonesia.
Vaksinasi ini tidak hanya melindungi dari infeksi virus hepatitis B, tetapi juga secara langsung menurunkan angka kejadian kanker hati di populasi.
Kesimpulannya, meskipun kanker hati tergolong penyakit mematikan yang sulit dideteksi dini, pengetahuan tentang faktor risiko yang jarang diketahui—seperti paparan aflatoksin atau diagnosis tanpa biopsi—dapat membuka jalan bagi pencegahan dan penanganan yang lebih baik.
Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan pencegahan, peluang untuk menurunkan beban penyakit ini akan menjadi lebih besar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!