Suara.com - Bukan cuma tumbuh kembang anak yang perlu dipantau, kesehatan ibu hamil juga perlu dapat perhatian serupa. Inilah sebabnya Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merilis buku panduan nutrisi ibu hamil.
Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia, Dr. Ade Jubaedah SSIT Bdn. MM, MKM mengatakan materi dalam Buku Panduan Nutrisi Esensial pada Setiap Tahapan Kehamilan ini, nantinya akan jadi referensi praktis untuk para bidan di lapangan mendampingi masyarakat.
Ia juga memastikan buku panduan nutrisi ibu hamil ini tidak disusun sembarangan, tapi dibuat sistematis. Bahkan di dalamnya sesuai dengan referensi ilmiah dan masukan para ahli, ditambah sebisa mungkin menyesuaikan kondisi nyata di lapangan yang kerap dihadapi masyarakat maupun tenaga medis.
Tidak hanya sistematis, buku panduan ini juga dibagi dalam beberapa fokus utama. Misalnya nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil di setiap trimester kehamilan, panduan pencegahan risiko komplikasi seperti anemia dan preeklamsia, serta pendekatan komunikasi empatik untuk meningkatkan efektivitas edukasi kepada ibu dan keluarga.
Dr. Ade menjelaskan alasan bidan jadi target utama untuk mempelajari buku panduan hasil kolaborasi dengan Prenagen ini, karena bidan jadi tenaga medis terdekat di sekitar masyarakat untuk mendampingi ibu hamil.
"Bidan merupakan titik awal pendampingan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat. Dengan hadirnya Buku Panduan Nutrisi Esensial pada Setiap Tahapan Kehamilan ini, kami berharap para bidan memiliki referensi praktis yang dapat langsung diterapkan dalam edukasi gizi bagi ibu hamil, sehingga risiko stunting dapat ditekan sejak dini,” jelas Dr. Ade melalui keterangan yang diterima Suara.com, Jumat (27/6/2025).
Adapun intervensi pemantauan kesehatan ibu hamil jadi salah satu cara pencegahan stunting. Ini karena 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) masa krusial mencegah stunting bukan dimulai sejak buah hati dilahirkan, melainkan dimulai saat terbentuknya janin di dalam kandungan yakni selama 270 hari hingga dua tahun setelah dilahirkan.
Fakta ini juga sempat dijelaskan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kegiatan diseminasi hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024. Ia mengatakan stunting tidak hanya terjadi setelah anak lahir, tetapi sudah dapat bermula sejak dalam kandungan.
Hal senada juga disampaikan Business Group Manager Prenagen, Junita bahwa perempuan hamil harus mendapat support system yang baik, agar benar-benar siap menjadi ibu. Ini karena perempuan yang siap menjadi ibu, akan mampu membentuk generasi unggul dan mampu membangun negara.
Baca Juga: 5 Sabun Cuci Muka yang Aman untuk Bumil, Kulit Tetap Glowing dan Sehat saat Hamil
"Kami memahami bahwa pendampingan terbaik bagi moms membutuhkan sinergi banyak pihak, termasuk peran penting tenaga kesehatan. 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan fondasi utama dalam membentuk generasi unggul yang siap menghadapi masa depan," jelas Junita.
Stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan pada anak, yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Fakta di lapangan tentang kondisi memprihatinkan ibu hamil juga diungkap Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fetomaternal, Prof. Dr. dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG(K). Ia mengatakan kekurangan energi kronis dan kekurangan gizi masih jadi masalah utama.
Sehingga jika kondisi ini tidak diintervensi atau dipantau, maka ibu berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, stunting. Bahkan nyawa sang ibu juga bisa terancam saat persalinan, karena berisiko alami komplikasi dan pendarahan.
"Di sinilah peran tenaga kesehatan menjadi sangat krusial dalam memberikan edukasi gizi ibu sejak awal kehamilan. Dengan pendampingan dan edukasi yang tepat, kita dapat menekan angka risiko bahkan kematian ibu dan bayi, serta memastikan pertumbuhan janin berjalan sehat dan ideal," jelas Prof. Noroyono.
Adapun beberapa nutrisi dan gizi yang tidak boleh dilewatkan ibu hamil yaitu DHA dan Omega-3 yang bisa didapatkan melalui makanan bernutrisi, maupun susu khusus ibu hamil seperti Prenagen. Situs Ayo Sehat, Kemenkes menyebutkan DHA atau asam dokosaheksaenoat dan asam lemak Omega-3 merupakan lemak sehat yang bantu dukung perkembangan mata dan otak janin yang sehat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis