Suara.com - Di balik pintu ruang operasi, ada banyak kisah yang jarang diketahui publik. Rasa takut, harapan, hingga keajaiban pemulihan yang luar biasa. Semua itu biasanya tersembunyi dalam dunia medis. Kini, lewat sebuah film dokumenter, publik bisa melihat langsung bagaimana proses penyembuhan tumor otak dijalani dengan ilmu, teknologi, dan empati.
Sebuah film dokumenter medis berjudul Awake Brain Surgery: Where Miracles Begin resmi ditayangkan perdana di Cinema XXI Lippo Mall Puri, Jakarta Barat, pada Sabtu (26/7) lalu. Film ini merekam perjuangan pasien-pasien tumor otak yang menjalani prosedur bedah saraf kompleks di bawah penanganan Dr. dr. Mardjono Tjahjadi, Sp.BS, Subsp. N-Vas, PhD, FICS, IFAANS, yang dikenal dengan nama Dr. Joy.
Dokumenter ini menghadirkan dua kisah utama dan beberapa potret medis lainnya yang menunjukkan bagaimana kolaborasi tim dokter dan teknologi modern dapat membuka jalan kesembuhan.
Salah satu kisah paling menyentuh datang dari Ryu, bocah berusia enam tahun yang didiagnosis memiliki tumor otak berukuran 5x5x5 sentimeter. Tumor tersebut menempati sekitar 70 persen area fosa posterior, wilayah vital yang mengatur fungsi dasar kehidupan.
Dalam operasi berdurasi dua jam, Dr. Joy berhasil mengangkat tumor menggunakan teknik bedah mikro. Beberapa jam setelah operasi, Ryu sudah bisa berdiri dan makan sendiri.
Kisah berikutnya berasal dari Robby, seorang pasien dewasa yang mengalami epilepsi selama 16 tahun akibat tumor di area frontal otak. Ia menjalani prosedur awake brain surgery, yakni operasi otak dengan pasien tetap sadar. Teknik ini memungkinkan dokter memastikan fungsi bicara, memori, dan motorik tidak terganggu selama proses pengangkatan tumor.
Dalam operasi tersebut, Robby mampu berbicara dan menggerakkan kembali anggota tubuhnya yang sempat lumpuh. Operasi ini menjadi titik balik besar dalam hidupnya.
Inisiatif untuk Edukasi Publik
Film ini merupakan hasil inisiatif Mandaya Royal Hospital Puri, yang ingin menyampaikan edukasi soal tumor otak melalui pendekatan visual dan humanis. Rumah sakit yang berlokasi di Jakarta Barat ini menghadirkan layanan bedah saraf dengan dukungan teknologi terkini dan tim medis multidisiplin.
Baca Juga: Otot Lelah, Otak Ikut Ngelag? Yuk Intip Penjelasan Ilmiahnya di Futsal
“Lewat film dokumenter ini, kami berharap masyarakat menyadari bahwa teknologi medis dan keahlian dokter dalam negeri semakin berkembang, bahkan untuk menangani kondisi pada otak yang sangat kompleks sekalipun, sehingga kepercayaan publik akan dokter dan layanan kesehatan di Indonesia kian meningkat,” ujar Erwin Suyanto, Public Relation Mandaya Hospital Group.
Film ini memperlihatkan kerja sama lintas disiplin antara dokter spesialis bedah saraf, neurologi, anestesi, dan bidang terkait lainnya. Pendekatan kolaboratif ini diyakini sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan besar di dunia medis.
Mandaya Royal Hospital Puri juga dilengkapi dengan berbagai teknologi medis canggih, seperti Intraoperative Neuromonitoring (IONM) yang memantau sistem saraf secara real-time untuk mencegah kerusakan selama operasi. Teknologi lain yang ditampilkan antara lain Digital PET CT Scan, IQon Spectral CT, mesin radioterapi LINAC ELEKTA VERSA HD, serta MRI Ingenia Ambition X.
Antara Keahlian, Ketulusan, dan Nilai Kemanusiaan
Selain sisi medis dan teknis, Awake Brain Surgery: Where Miracles Begin juga menyuguhkan sisi emosional dan spiritual dari perjuangan pasien dan keluarga. Melalui testimoni dan narasi langsung dari pasien serta rekan sejawat, penonton diajak menyelami momen-momen genting yang penuh ketegangan, harapan, dan keikhlasan.
Film ini juga mengangkat perjalanan akademik Dr. Joy yang menyelesaikan studi doktoral di Helsinki, Finlandia dalam waktu 18 bulan 12 hari. Pencapaian tersebut mengantarkannya meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Di Finlandia, Dr. Joy mendalami filosofi Prof. Juha Hernesniemi, maestro bedah saraf dunia, yang menekankan pentingnya menghormati setiap milimeter jaringan otak sebagai bagian dari kehidupan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat