Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menanggapi polemik Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr.dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA, Subs Kardio(K) yang dilarang menangani pasien anak dengan BPJS Kesehatan.
Dalam siaran pers yang diterima suara.com, Sabtu (23/8/2025) Kemenkes mengatakan Dr. Piprim sudah dimutasi ke RSUP Fatmawati Jakarta sejak April 2025. Sehingga menurut Kemenkes, Dr. Piprim tetap bisa memberikan pelayanan pasien BPJS Kesehatan di rumah sakit tersebut.
"Status dr. Piprim sejak April 2025 sudah dimutasi ke RSUP Fatmawati Jakarta. Oleh sebab itu, yang bersangkutan bisa memberikan pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang spesialis anak, di RS tersebut," tulis keterangan Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes.
Kemenkes juga meminta pasien Dr. Piprim, tidak perlu khawatir karena tetap bisa melanjutkan pengobatan di rumah sakit tempat dokter subspesialis jantung anak itu bertugas, yaitu di RSUP Fatmawati.
"Masyarakat yang selama ini sudah menjadi pasien dr Piprim, masih tetap mendapatkan pelayanannya di RS Fatmawati dengan berbagai skema pembiayaan, baik dengan membayar langsung secara mandiri, dengan asuransi swasta maupun Jaminan Kesehatan Nasional atau BPJS Kesehatan," ungkap Kemenkes.
Di sisi lain, Kemenkes juga mengingatkan jika seorang Aparatul Sipil Negara (ASN) seperti Dr.Piprim harus siap ditempatkan di manapun. Ini karena pemerintah punya pertimbangan khusus sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan di Indonesia.
"Mutasi ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku. Mutasi juga berdasarkan pada kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat," pungkas Kemenkes.
Sementera itu dalam keterangannya Dr. Pimprim mengaku tidak bisa mengakses akun praktik BPJS di RSCM karena dibekukan. Bahkan Dr. Piprim juga blak-blakan mengatakan peristiwa administarasi yang dialaminya terjadi karena akibat ia vokal melawan Kemenkes.
Sulitnya Dr.Piprim praktik di RSCM juga berdampak pada layanan pasien jantung anak di RSCM, ditambah pendidikan dokter subspesialis jantung anak yang masih sangat terbatas jumlahnya di Indonesia terkena dampak.
Baca Juga: KPK Geledah Kantor Kemenkes, Ini Barang Bukti yang Dibawa
"Kepada ayah bunda yang menjadi pasien-pasien saya di RSCM, dengan berat hati saya mengumumkan mulai hari ini saya tidak bisa lagi melayani putra-putri bapak ibu yang sakit jantung di RSCM, baik di PJT maupun Kiara," kata dr Piprim dalam unggahannya.
Dokter mengaku saat ini akun berpraktik BPJS miliknya sudah ditutup. Konsekuensinya, kata dia, hal itu membuatnya tidak bisa lagi melayani pasien BPJS.
Namun demikian atas arahan direksi rumah sakit, ia diharapkan masih bisa melayani pasien di RSCM kencana, tepatnya di poli swasta.
"Artinya bapak ibu yang putra putrinya ingin dilayani oleh saya harus membayar kira kira Rp 4 juta dengan echo dan pemeriksaan di RSCM Kencana," ujar Dr. Piprim.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (BSPR): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
Terkini
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia