Health / Women
Jum'at, 26 September 2025 | 12:47 WIB
Nada Tarina Pamer Bekas Operasi, Apa Penyebab Skoliosis pada Wanita?

Dalam fase ini, stabilitas dan keseimbangan mekanis tulang belakang bisa terganggu, sehingga kelengkungan patologis bisa muncul lebih mudah pada mereka yang memiliki predisposisi.

2. Pengaruh hormon seks (estrogen & hormon pertumbuhan)

Perempuan memiliki hormon estrogen yang relatif tinggi dibanding laki-laki. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hormon seks bisa memengaruhi kekuatan tulang, elastisitas jaringan ikat, dan pertumbuhan tulang.

Fluktuasi hormon bisa memengaruhi keseimbangan jaringan, sehingga wanita bisa lebih rentan terhadap perubahan posisi tulang atau penurunan ketahanan struktur pendukung tulang belakang.

3. Faktor genetik/keturunan

Meskipun skoliosis idiopatik tidak memiliki satu gen penyebab tunggal yang pasti, riwayat keluarga menjadi faktor risiko yang kuat.

Jika dalam keluarga seperti ibu, saudara kandung ada orang yang mengalami skoliosis, maka kemungkinan anak perempuan turunannya memiliki risiko lebih tinggi.

4. Perbedaan struktur tubuh dan kelemahan otot inti (core muscles)

Beberapa teori menyebutkan bahwa struktur anatomi tubuh wanita yang kadang memiliki pinggul lebih lebar, distribusi massa otot yang berbeda, dan postur tubuh yang sedikit berbeda turut memengaruhi beban mekanis yang harus ditanggung tulang belakang.

Baca Juga: Waspadai Skoliosis: Ancaman Baru dari Gaya Hidup Digital yang Sering Diabaikan

Jika otot inti kurang kuat atau tidak seimbang, beban pada tulang belakang menjadi tidak merata dan berpotensi memicu kelengkungan.

5. Kondisi medis atau pertumbuhan tulang yang tidak normal

Beberapa wanita mungkin memiliki kelainan bawaan pada struktur vertebra seperti vertebra bentuk tidak sempurna, cacat perkembangan atau kelainan metabolik tulang seperti misalnya kepadatan tulang rendah yang pada fase pertumbuhan memperbesar risiko terjadinya skoliosis.

Meskipun begitu, ada beberapa cara untuk bisa melakukan pencegahan terhadap skoliosis yang dapat dimulai sedini mungkin seperti :

  • Pemeriksaan rutin sejak usia remaja dengan deteksi dini jika ada kelainan postur
  • Melakukan latihan fisik & penguatan inti tubuh 
  • Menjaga postur tubuh saat duduk, berdiri, belajar
  • Asupan nutrisi yang mendukung kesehatan tulang (kalsium, vitamin D, protein)
  • Menghindari beban berat di satu sisi tubuh, misalnya membawa tas berat sebelah. 

Kesehatan tulang menjadi salah satu faktor keberlangsungan hidup dengan harapan hidup lebih lama terutama bagi perempuan. Maka dari itu, segera lakukan pengecekan dan hindari banyak faktor penyebab skoliosis agar hal tersebut tak terjadi pada kita. 

Kontributor : Dea Nabila

Load More