Health / Parenting
Selasa, 21 Oktober 2025 | 05:56 WIB
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orangtua (Dok. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Dr. Anastasia Satriyo menekankan pentingnya momen sederhana seperti ngemil sebagai ruang emosional yang membantu anak merasa dilihat dan dihargai.
  • Kedekatan orang tua dan anak tumbuh dari kehadiran penuh dan interaksi tulus, bukan dari momen besar.
  • Kampanye That’s A Lexus Moment mengajak keluarga menjadikan waktu ngemil bersama sebagai ritual bermakna yang memperkuat ikatan emosional.

Suara.com - Di tengah ritme hidup modern yang serba cepat, banyak orang tua berusaha menghadirkan bukan hanya waktu bersama anak, tetapi juga makna di dalamnya.

Kebersamaan tak selalu harus hadir dalam bentuk perjalanan jauh atau acara besar; sering kali, justru momen sederhana seperti waktu ngemil atau bermain bersama yang menjadi ruang paling hangat untuk tumbuhnya kedekatan emosional.

Menurut Psikolog Anak dan Praktisi Therapeutic Play, Dr. Anastasia Satriyo, anak-anak tumbuh paling kuat saat merasa dilihat, dihargai, dan dicintai dalam keseharian mereka, termasuk dalam hal-hal kecil yang sering kita anggap sepele.

Ia menyebut hal ini sebagai bagian dari pengasuhan reflektif, sebuah pendekatan yang membantu orang tua menyadari nilai emosional di balik rutinitas sederhana.

“Anak-anak tumbuh paling kuat saat merasa dilihat, dihargai, dan dicintai dalam keseharian mereka, termasuk di momen yang tampak sepele seperti waktu ngemil," ujar Dr. Anastasia.

Justru, kata dia, di sinilah kekuatan pengasuhan reflektif bekerja: kita mengubah rutinitas menjadi ruang emosional yang aman untuk membangun hubungan dan jati diri anak. 

Ia menjelaskan bahwa dalam praktik bermain terapeutik, simbol-simbol kecil sering kali memiliki makna besar. Kartu bergambar, mainan kesayangan, atau bahkan biskuit favorit bisa menjadi jembatan komunikasi yang membantu anak mengekspresikan dirinya. 

Saat anak berkata, “Ini aku, hari ini aku jadi penolong!”, dan orang tua merespons dengan tulus, “Ibu melihatmu, Nak. Terima kasih sudah membantu keluarga,” momen sederhana itu dapat memperkuat rasa percaya diri sekaligus membangun ikatan emosional yang dalam.

Dari situ, anak belajar bahwa dirinya berarti dan kehadirannya dihargai. Ia tumbuh dengan keyakinan bahwa perannya, sekecil apa pun, memiliki dampak positif bagi orang di sekitarnya. Inilah yang menjadi fondasi dari rasa percaya diri dan empati yang kuat di masa depan.

Baca Juga: Tren Quiet Weekend Jadi Gaya Healing Baru Anak Muda

Dr. Anastasia menekankan bahwa kedekatan emosional tidak ditentukan oleh lamanya waktu bersama, tetapi oleh kualitas kehadiran orang tua. 

Tatapan mata, sentuhan lembut, atau kalimat afirmasi yang menegaskan bahwa anak diterima sepenuhnya adalah bentuk-bentuk kehadiran yang sesungguhnya. 

Dalam momen-momen seperti itu, anak belajar bahwa cinta tidak selalu hadir dalam bentuk hadiah, melainkan dalam perhatian dan kehadiran yang utuh.

Dari Momen Kecil, Ikatan Besar: That’s A Lexus Moment

Nilai-nilai inilah yang menjadi semangat di balik kampanye “That’s A Lexus Moment” dari URC Indonesia. Kampanye ini mengajak orang tua untuk menghadirkan kehadiran yang utuh dalam interaksi sederhana sehari-hari bersama anak. 

Waktu ngemil, misalnya, dapat diubah menjadi ritual bermakna yang penuh afirmasi, percakapan hangat, dan pengakuan terhadap peran positif anak.

Load More