- Penelitian di Pulau Lamu, Kenya, menemukan 100% sampel kotoran keledai dan sapi mengandung mikroplastik.
- Hewan ternak tersebut memakan plastik karena pemiliknya kesulitan membeli pakan akibat harga tidak stabil.
- Kontaminasi mikroplastik ini menimbulkan kekhawatiran serius akan perpindahan ke rantai makanan manusia.
Suara.com - Sebuah penemuan ilmiah dari Kenya ini dijamin bikin kamu auto mikir dua kali pas mau makan daging atau minum susu. Para peneliti baru saja menemukan fakta yang super mengerikan: 100% sampel kotoran keledai dan sapi di Pulau Lamu, Kenya, ternyata mengandung mikroplastik!
Ini bukan lagi sekadar berita soal lingkungan. Ini adalah "alarm bahaya" yang sangat keras, menunjukkan bahwa polusi plastik kini sudah meresap begitu dalam sampai ke hewan-hewan ternak yang jadi sumber makanan kita. Pertanyaannya, jangan-jangan plastik ini sudah ikut masuk ke piring makan kita?
Kenapa Para Keledai dan Sapi Jadi 'Tukang Makan Sampah'?
Kalau kamu pikir hewan-hewan ini aneh karena doyan makan plastik, kamu salah. Di balik semua ini, ada sebuah kisah pilu soal kemiskinan. Menurut para peneliti, biang keroknya adalah para pemilik ternak yang sudah tidak sanggup lagi membeli pakan.
"Setengah dari pemilik hewan yang disurvei mengaku tidak dapat menyediakan makanan yang cukup akibat harga pakan yang tidak stabil," ungkap penelitian tersebut.
Akibatnya? Hewan-hewan malang ini terpaksa dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri di tempat pembuangan sampah. Di sanalah mereka, tanpa sadar, ikut menelan serpihan-serpihan plastik bersama sisa makanan.
Bom Waktu di Piring Makan Kita
Nah, ini dia bagian paling bikin merindingnya. Kalau hewan ternak sudah terkontaminasi mikroplastik, lalu apa yang terjadi saat kita mengonsumsi produk dari mereka?
Para ilmuwan khawatir mikroplastik ini bisa berpindah ke tubuh manusia melalui konsumsi daging, susu, atau bahkan tanaman yang menggunakan pupuk dari kotoran hewan tersebut. Sebuah "bom waktu" di dalam rantai makanan kita sendiri.
Baca Juga: BRIN Temukan Mikroplastik Berbahaya di Air Hujan Jakarta, Ini Bahayanya bagi Tubuh
Padahal, sejumlah studi sebelumnya sudah mengaitkan paparan mikroplastik dengan berbagai risiko kesehatan serius, mulai dari peradangan, kanker, sampai gangguan reproduksi.
Apa Kata Para Ahli?
Temuan ini sontak membuat para ahli angkat bicara.
"Walau sebagian besar sampah plastik berasal dari aktivitas di daratan, dampaknya terhadap hewan darat justru paling sedikit diteliti, temuan kami ini menunjukan betapa mendesaknya kesenjangan pengetahuan ini perlu diatasi,” ujar Profesor Cressida Bowyer dari Universitas Portsmouth.
Dr. Obadiah Sing’Oei dari The Donkey Sanctuary memberikan gambaran yang lebih menyayat hati.
“Kami menyaksikan langsung penderitaan yang sebenarnya bisa dicegah, keledai mati karena menelan plastik memberikan gambaran nyata tentang skala masalah yang kita hadapi,” ujarnya.
Berita Terkait
-
Viral! Netizen Salfok dengan Peringatan soal Air Hujan Tercemar: Siapa yang Mau Mangap Saat Gerimis?
-
Asal-usul Makanan Bakso di Indonesia, Awalnya dari Daging Babi?
-
Bukan Hybrid atau Listrik, Suzuki Pilih Jalan Radikal pada Mobil Barunya
-
Promo JSM Superindo Hari Ini 1 November 2025: Diskon Gajian Hingga 50% Akhir Pekan
-
BRIN Temukan Mikroplastik di Air Hujan Jakarta, Begini Imbauan Kemenkes
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis