- Psikolog klinis menjadi kunci dalam menangani masalah kesehatan mental di layanan primer, termasuk di puskesmas yang kini wajib memiliki tenaga ini.
- Kebutuhan psikolog klinis masih jauh dari cukup, sehingga IPK Indonesia mendorong pemerataan, peningkatan kompetensi, dan akses layanan yang lebih mudah bagi masyarakat.
- Kongres V IPK Indonesia membahas pemilihan kepengurusan baru serta arah kebijakan profesi untuk memperkuat layanan kesehatan jiwa nasional.
Keberadaan mereka di lini pertama layanan kesehatan sangat penting agar masyarakat dapat mengakses pertolongan profesional tanpa harus langsung pergi ke rumah sakit.
Apalagi, Psikolog klinis juga memiliki kewenangan melakukan rujukan langsung. Jika ditemukan masalah yang membutuhkan layanan berbeda, misalnya kondisi psikologis yang dipengaruhi masalah gizi atau penyakit tertentu psikolog klinis dapat merujuk pasien ke dokter atau layanan spesialis lain tanpa harus melalui prosedur berbelit.
Di Jakarta, misalnya, jejaring layanan antara puskesmas dan RSUD sudah berjalan baik, sehingga pasien dapat memperoleh penanganan lanjutan secara lebih efisien.
Kongres V IPK Digelar
Di tengah seluruh dinamika tersebut, IPK Indonesia, organisasi profesi yang menaungi psikolog klinis seluruh Indonesia memegang peran penting dalam memastikan standar layanan, peningkatan kompetensi, hingga perlindungan masyarakat.
IPK Indonesia memiliki lebih dari 4.000 anggota di 32 wilayah serta mengelola portal utama ipk.id yang memudahkan masyarakat mencari psikolog klinis terdekat dan memeriksa legalitas STR maupun SIPPK mereka.
Untuk memperkuat peran psikolog klinis dalam sistem kesehatan jiwa Indonesia, IPK Indonesia menyelenggarakan Kongres ke-V, sebuah forum strategis yang dihadiri lebih dari 150 pengurus dari seluruh Indonesia serta perwakilan kementerian, lembaga, akademisi, hingga mitra strategis.
Kongres ini menjadi ruang dialog, kolaborasi, dan perumusan rekomendasi nasional mengenai layanan psikologi klinis yang lebih inklusif dan komprehensif.
“Kongres adalah agenda empat tahunan untuk memilih formatur, yaitu calon ketua umum IPK Indonesia. Kami juga merevisi AD/ART, kode etik psikolog klinis, serta merumuskan arah organisasi agar semakin mampu menjawab tantangan kesehatan jiwa masyarakat yang semakin kompleks,” jelas Wahyu Nhira.
Baca Juga: Kepala 'Meledak' Gara-gara Overthinking? Ini 6 Jurus Jitu buat Bungkam Pikiranmu
Sementara itu, Annelia menegaskan bahwa kongres tidak hanya penting bagi anggota, tetapi juga bagi publik. “Kami berkumpul tidak hanya untuk keorganisasian, tapi juga untuk meningkatkan kompetensi, membangun jejaring dengan psikiater, perawat jiwa, perawat komunitas, agar semakin banyak masyarakat yang bisa kami jangkau,” ujarnya.
Melalui kongres ini, IPK Indonesia mendorong pemerintah mempercepat produksi tenaga psikolog klinis agar dapat memenuhi kebutuhan puskesmas dan fasilitas kesehatan lain.
Dengan pendidikan yang lebih terstruktur, serupa model profesi kedokteran diharapkan lahir lebih banyak psikolog klinis yang kompeten, tanpa mengurangi kualitas pendidikan.
Pada akhirnya, kesehatan mental adalah isu seluruh masyarakat. Dengan hadirnya psikolog klinis di garda terdepan layanan kesehatan, serta diperkuat oleh komitmen organisasi profesi melalui Kongres V IPK Indonesia, harapannya layanan kesehatan jiwa menjadi semakin mudah dijangkau, aman, dan berkualitas bagi seluruh warga Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis