Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman, melalui akun Twitternya @BennyHarmanID, menyentil Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlalu ikut campur dan tidak netral dalam Pilpres 2024. Menurutnya, hal ini menandakan jika Jokowi mengajak rakyatnya perang.
"Jika benar Presiden tidak netral dalam pilpres dan pileg apalagi menjadikan Istana Presiden markas tim sukses capres tertentu maka Presiden Jokowi sebenarnya lagi mengumandangkan perang," ujar Benny, melalui akun Twitternya, Senin (8/5/2023).
Sentilan politikus Demokrat sekaligus anggota DPR RI itu berdasarkan pada NasDem yang tak diundang dalam pertemuan beberapa waktu lalu. Pernyataannya lantas memicu polemik hingga sejumlah partai politik (parpol) yang pro pemerintah pun beramai-ramai membela Jokowi.
Bantahan Partai Koalisi Pemerintahan Bela Jokowi
Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP M Romahurmuziy, mengatakan bahwa keterlibatan Jokowi dalam urusan capres, sudah tepat. Sebab, menurutnya, calon penerus perlu diawasi agar program-program yang saat ini telah berjalan, bisa dilanjutkan.
Ia juga menyinggung soal pertemuan antara Jokowi dengan enam ketum parpol di Istana. Rommy, begitu ia disapa, memastikan bahwa saat itu tidak ada pembahasn soal cawapres. Sang presiden hanya meminta parpol yang tergabung koalisi pemerintah agar selalu rukun dan kompak.
Beralih ke Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, yang tak mempermasalahkan jika Jokowi memihak salah satu capres. Hal ini, katanya, sah-sah saja selama presiden tidak menggunakan kekuatannya sebagai kepala negara untuk mendukung calon tertentu.
Menurutnya, Jokowi bahkan memberikan ruang bagi siapapun yang ingin maju dalam Pilpres 2024. Viva Yoga juga menyebut bahwa presiden termasuk pejabat politik, sehingga diperbolehkan terlibat proses politik. Jokowi selama ini pun disebut tidak melanggar etika.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengaku heran dengan apa yang dikatakan Benny. Sebab, tidak ada yang salah dari partai-partai pro pemerintah untuk berkomunikasi dengan Jokowi soal capres. Terlebih, jika di dalamnya juga tak ada paksaan.
Baca Juga: Pertemuan Paloh dan Luhut Tunjukkan Merenggangnya Hubungan Jokowi dan NasDem
Habiburokhman menambahkan bahwa sikap demokratis bahkan kerap ditunjukkan Jokowi. Mulai dari tak menghalang-halangi Partai NasDem, Demokrat, dan PKS yang membentuk Koalisi Perubahan untuk mengusung Anies Baswedan jadi capres.
Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus sendiri menyebut bahwa apa yang dikatakan Benny seperti orang mabok atau tidak memiliki adab. Lebih lanjut, ia mengatakan istana adalah tempat bagi presiden. Maka dari itu, Jokowi dinilai bebas berbicara selama tidak melanggar etika dan hukum.
Disemprot Balik Ali Ngabalin
Pernyataan dari Benny turut diserang balik oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. Ia sebelumnya menyebut bahwa Jokowi, melalui pertemuan itu, hanya untuk menunaikan tugasnya sebagai pembina politik nasional.
Ngabalin kemudian menyinggung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merangkap jabatan sebagai ketua umum partai politik ketika menjadi presiden. Untuk itu, katanya, mustahil jika Jokowi tidak netral.
Ia juga menjelaskan jika pertemuan Jokowi dengan para ketum parpol di istana untuk memelihara stabilitas politik. Presiden, disebutnya, tengah berupaya mencegah keributan jelang Pilpres 2024. Ngabalin menjamin Jokowi akan netral dan tidak ikut campur dalam pencarian capres.
Di akhir tanggapannya, ia sangat menyayangkan pernyataan Benny soal Jokowi yang seolah mengajak perang melawan rakyat karena tidak netral. Ngabalin pun merasa heran mengapa anggota dewan sekaligus petinggi partai tak menyaring kata-katanya.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Berita Terkait
-
Pertemuan Paloh dan Luhut Tunjukkan Merenggangnya Hubungan Jokowi dan NasDem
-
Bertemu PM Malaysia, Jokowi Tekankan Optimalisasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
-
Cek Fakta: Surya Paloh Nyesel Usung Anies Baswedan, Nasdem Takut Ditinggal Pendukung Jokowi, Benarkah?
-
Andai Anies Baswedan Duet dengan Prabowo di Pilpres 2024, Bakal Terjadi Tsunami Politik Paling Dahsyat
-
Hadir Perdana, Jokowi Beri Sapaan Khusus untuk Tiga Pemimpin Negara Saat Buka KTT ke-42 ASEAN
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024