Suara.com - Bakal calon presiden Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subainto, menyampaikan alasan mengapa dirinya kekinian dianggap berubah.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya usai menerima deklarasi dukungan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Djakarta Theater, Selasa (25/10) malam.
"Ada yang mengatakan Pak Prabowo sudah berubah ya," kata Prabowo.
Prabowo lantas menyampaikan anggapan dirinya berubah dari sebelumnya dinilai sebagai pribadi yang mudah marah menjadi suka bercanda.
Menurutnya perubahan yang terjadi itu tidak terlepas dari kekalahan yang telah ia telan di dua pilpres, yakni pada 2014 dan 2019.
"Sekarang sudah banyak becandanya, sudah nggak galak lagi kaya dulu. Ya namanya sudah dua kali kalah ya," ujar Prabowo.
Prabowo mengaku banyak menjadikan pengalaman di belakang sebagai pelajaran hidup ke depan. Termasuk mengenai kekalahan dua kali saat menghadapi Jokowi di pemilihan presiden.
"Jadi saudara-saudara, ini ada yang bilang saya sudah berubah, kenapa? Karena begini ini pelajaran, jadi kadang-kadang memang kita harus mengalami cobaan kadang-kadang," kata Prabowo.
"Kekalahan adalah pelajaran yang bagus dan kadang-kadang terlalu banyak keberhasilan juga kurang begitu baik membuat orang kadang-kadang istilah bahasa jawanya, bukan saya bisa bahasa Jawa, kemelinti," sambungnya.
Baca Juga: Soal Dinasti Politik, Prabowo: Keluarga Kami Selalu Berjuang untuk Rakyat
Prabowo juga turut menyoroti istilah gemoy yang kerap disematkan kepada dirinya. Ketua Umum Partai Gerindra itu bahkan kebingungan dengan istilah tersebut dan bertanya.
"Gemoy? Apa itu gemoy?" tanya Prabowo.
Berita Terkait
-
Soal Dinasti Politik, Prabowo: Keluarga Kami Selalu Berjuang untuk Rakyat
-
Prabowo Curhat Sudah Lama Menunggu untuk Bertemu Megawati
-
Khawatir Prabowo-Gibran Bakal Terus Digugat, Kelompok Ini Minta Penjelasan soal Putusan MK Syarat Capres-Cawapres
-
Bicara Status Gibran Usai Jadi Cawapres, Prabowo: Kami Senang kalau Masih Jadi Kader PDIP
-
Heboh Video Kaesang Pangarep Nge-DJ di Acara PSI, Banjir Nyinyiran: Jauh dari Kata Merakyat
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024