Suara.com - Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka didukung oleh beberapa partai besar yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Partai-partai tersebut di antaranya yaitu Partai Golkar, Demokrat, PAN, PBB, Gelora, Garuda, sampai PSI.
Tak hanya didukung oleh partai besar, Prabowo dan Gibran juga didukung oleh sejumlah jenderal purnawirawan mantan Kapolri.
Setidaknya ada tiga mantan Kapolri yang mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Mereka adalah Jenderal (Purn) Sutarman, Jenderal (Purn) Sutanto, dan Jenderal (Purn) Idham Azis.
Lantas, seperti apakah profil 3 eks Kapolri yang dukung Prabowo? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Jenderal (Purn) Sutarman
Sutarman merupakan pria kelahiran Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, 5 Oktober 1957. Selesai menyelesaikan pendidikannya di STM, Sutarman melanjutkan sekolahnya ke Akademi Kepolisian dan lulus pada 1981. Ia kemudian memulai kariernya di institusi Polri pada 1982.
Sutarman menjabat sebagai Kapolri dari 25 Oktober 2013 sampai 16 Januari 2015. Setelah Pilpres 2014, Sutarman diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi.
Selesai menjabat sebagai Kapolri, Sutarman sempat ditawari oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi duta besar atau komisaris badan usaha milik negara. Namun, saat itu Sutarman memilih untuk kembali menjadi masyarakat biasa.
Sutarman menegaskan bahwa ia tidak akan terjun ke pemerintahan ataupun dunia politik. Ia ingin pulang ke kampung halamannya di Sukoharjo Jawa Tengah.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024 Wali Kota Depok Minta Warga Jaga Kondusifitas, Mohammad Idris: Semua Calon Soleh
Jenderal (Purn) Sutanto
Jenderal (Purn) Sutanto lahir di Comal, Pemalang, Jawa Tengah. Ia menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) selepas mengenyam pendidikan sekolah menengah. Ia lulus pada 1973 dengan menyandang gelar mentereng sebagai lulusan terbaik dan meraih Adhi Makayasa.
Kiprahnya di Korps Bhayangkara bisa disebut sangat mentereng. Ia mengawali kariernya sebagai Samapta di jajaran Polda Metro Jaya. Seiring berjalannya waktu ia dipromosikan sebagai Kapolsek Kebayoran Lama, Kapolsek Kebayoran Baru, Kapolres Sumenep, dan Kapolres Sidoarjo.
Sutanto lalu ditarik ke Mabes Polri sebagai Paban Asrena Polri (1994-1995). Ia kemudian diutus ke Istana. Ia didapuk menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1995-1998.
Ia lalu dipercaya sebagai Wakapolda Metro Jaya. Kemudian, ia dipromosikan sebagai Kapolda Sumatera Utara.
Keberhasilannya di Sumut akhirnya mengantar Sutanto ke Jawa Timur untuk menjabat sebagai Kapolda. Saat itu namanya mulai santer disebut berpeluang kuat menjadi Kapolri di masa depan.
Hanya memerlukan waktu dua tahun kurang, ia kemudian dimutasi sebagai Kalemdiklat Polri. Namanya bertengger sebagai calon Kapolri pada saat era kepemimpinan SBY.
Sutanto akhirnya diajukan sebagai calon tunggal Kapolri oleh SBY ke DPR. Ia kemudian dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden SBY di Istana Negara pada 2005.
Jenderal (Purn) Idham Azis
Idham Azis lahir pada 30 Januari 1963. Pria lulusan Akpol 1988 ini memulai kareirnya sebagai perwira samapta Polres Bandung di tahun 1988.
Idham Azis resmi menjabat sebagai Kapolri setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada November 2019 lalu. Ia menggantikan Jenderal Polisi (Purn) Tito Karnavian yang telah purna tugas.
Idham menjabat sebagai Kapolri selama 14 bulan yang kemudian digantikan oleh Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang dilantik pada 27 Januari 2021.
Sebelum menjadi Kapolri, Idham sempat menduduki berbagai posisi penting di kepolisian. Idham Azis pernah menjabat sebagai Kadiv Propam Mabes Polri lalu kemudian diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya. Setelah itu, Idham diangkat menjadi Kepala Bareskrim Polri pada Januari 2019.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Berita Terkait
-
Jelang Pemilu 2024 Wali Kota Depok Minta Warga Jaga Kondusifitas, Mohammad Idris: Semua Calon Soleh
-
Sehabis Tes Kesehatan, Prabowo Gelar Pertemuan Bahas Struktur Tim Pemenangan Pilpres 2024
-
Ternyata Ini Alasan Nikita Mirzani Mantap Pilih Prabowo-Gibran
-
Bagaimana Nasib Gibran di PDIP? Puan Maharani Bocorkan Ini
-
Profil dan Biodata Pratikno, Diduga Sosok Penting di Balik Pencalonan Gibran sebagai Cawapres Prabowo
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024