Suara.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut satu, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi narasumber di Musyawarah Kerja Nasional Majelis Ulama Indonesia (Mukernas MUI) ke-3 di sebuah hotel di Jakarta pada Jumat (1/12/2023).
Saat memberikan paparannya, Cak Imin berbicara soal ekonomi berkeadilan. Dia menyinggung soal konglomerasi saat zaman Presiden kedua, Soeharto.
"Kalau zaman dulu, Pak Harto, itu ada istilah konglomerasi, maka hari ini yang terkenal, dan juga kita menyaksikan langsung istilah oligarki," kata Cak Imin.
Disebutnya, pada zaman Soeharto, konglomerasi diharapkan dapat berdampak kepada masyarakat kecil.
"Kalau menetes turun menjadi manfaat, dorongan ke bawa. Tapi itu mimpi kosong, yang gede tetap di atas, yang kecil tetap kecil. Rhoma Irama itu bikin lagu, 'yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin'," ujarnya.
Dalam konteks saat ini, menurutnya ekonomi Indonesia belum mencerminkan keadilan. Menurutnya, yang besar makin besar dan yang kecil makin tertinggal, serta tidak bertumbuh.
"Sehingga terjadi kesenjangan yang tinggi, 80 persen aset kekayaan negara dikuasao oleh segelintir dari pelaku bisnis yang ada," jelasnya.
Cak Imin mengungkapkan, seharusnya dalam paradigma ekonomi berkeadilan, yang besar boleh saja menjadi lebih besar, namun yang kecil juga harus menjadi lebih besar. Oleh sebab itu unsur keadilan menjadi penting, menjadi policy dalam setiap kebijakan yang diambil negara.
Hal itulah menjadi gagasan dirinya bersama Anies Baswedan untuk membangun perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Relawan AMIN Spontanitas Mencetak Hingga Pasang Baliho Sendiri Bikin Cak Imin Terharu
"Kalau dulu satu negara, satu bangsa, satu NKRI, dan kemudian satu tanah air. Maka kemudian sebetulnya agenda kami berdua, sejak 2024, kita harus bekerja keras, mewujudkan yang namanya satu kemakmuran yang merata untuk seluruh rakyat indonesia. Itulah yang menjadi pemikiran keadilan," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024