Suara.com - Terkait kasus penganiayaan relawan Ganjar Mahfud di Boyolali, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Nusron Wahid menghimbau agar semua pihak mempercayai proses hukum yang berlaku sembari juga melakukan introspeksi diri dalam tata cara berkampanye.
Hal ini disampaikan Nusron dalam merespon pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, yang mengkaitkan kasus tersebut dengan posisi Capres Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.
"Pertama, kami juga mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan siapapun, dan apapun alasannya kepada sesama anak bangsa. Kami tidak mentolerir perilaku tersebut." jelas Nusron kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/1/2023).
Menurut Nusron, isu penganiayaan ini sebaiknya tetap dijaga sebagai kasus hukum dan tidak mengkait-kaitkannya dengan politik.
“Mari kita percayakan pada proses hukum yang ada. Sebaiknya semua pihak tidak mengkait-kaitkan dengan isu netralitas TNI terhadap Paslon tertentu. Tidak perlu menarik-narik TNI ke dalam politik praktis. Yang kami dengar, Ini murni reaksi dari oknum TNI yang melakukan tindakan berlebihan atas respon relawan paslon tertentu yang berbuat gaduh dan mengganggu kenyamanan masyarakat secara umum.” jelasnya.
Berkaca pada kasus ini, Nusron berharap semua pihak dapat menahan diri, terutama saat berlangsungnya kampanye paslon. Baginya, kenyamanan dan ketertiban menjadi tujuan utama dalam menarik hati masyarakat pemilih. Ia mengambil contoh kegiatan kampanye di Pati dan Boyolali, yang dianggapnya berlebihan dan mengganggu kenyamanan.
“Yang terjadi di Pati beberapa pekan lalu, sekarang Boyolali, merupakan bentuk kampanye partai dan paslon tertentu yang berlebihan, menciptakan kebisingan dan ketidaknyamanan masyarakat umum. Berbagai peraturan lalu lintas juga tidak ditaati dengan baik, sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.” ujar Nusron.
Terkait dengan reaksi Sekjen PDI Perjuangan yang mengkaitkan penganiayaan tersebut dengan posisi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan yang berlatar militer, Nusron menyebutnya sebagai kesimpulan yang berlebihan. Nusron justru menyebut kejadian ini sebagai kesempatan introspeksi dalam tata cara berkampanye.
“Pak Hasto sebaiknya juga tidak berlebihan dalam menarik kesimpulan, seperti drama sinetron yang mendayu-dayu,” katanya.
Baca Juga: Andika Perkasa: Prajurit TNI Penganiaya Relawan Ganjar-Mahfud Harus Dijerat Pasal Berlapis
“Sebaiknya juga intropeksi dan menasihati relawan dan pendukungnya agar menjaga sopan santun dan tata krama dalam berkampanye, supaya tidak terulang ulang kejadian di Pati, dimana Ketum PSI Mas Kaesang digeruduk dengan menggunakan sepeda motor pakai knalpot keras. Hal yang sama juga di Boyolali,” lanjut Nusron.
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto sempat mengungkapkan bahwa dirinya menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Ia menduga tindak kekerasan dari oknum TNI tersebut karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer.
Berita Terkait
-
PDIP Akui Jalin Komunikasi Dengan Kubu Anies-Muhaimin, Sepakat Pilpres Dua Putaran
-
Pemecatan Ketua PWNU Jatim Dinilai Sarat Politis, Bukti NU Jadi Rebutan Tiga Kubu
-
Ganjar-Mahfud Bulatkan Tekad Sediakan 17 Juta Lapangan Kerja
-
KH Marzuki Mustamar Dicopot dari Ketua PWNU Jatim, Pengamat: Dugaan Publik Sarat Politis
-
Bila Pilpres Digelar Saat Ini, Prabowo-Gibran Menang Melenggang ke Istana
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024