Suara.com - Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD, dinilai mengalami tekanan saat debat pertama. Karena jabatan yang diemban sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
"Dari hal-hal tersebut maka mereka pasti akan melakukan evaluasi agar tidak terjadi lagi (dalam debat kedua)," kata Pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya Malang Anang Sujoko.
Anang Sujoko menyebut debat keempat Pilpres 2024 yang digelar KPU RI pada Minggu (21/1), akan menampilkan kelebihan dari masing-masing calon wakil presiden yang berkontestasi.
Baca Juga:
Disebut Mirip John Wick, Ternyata Segini Harga Jam Tangan Mahfud MD
BPK: Akuisisi Pertamina Atas Perusahaan Energi Asal Prancis Rugikan Negara Rp870 Miliar
Anang mengatakan kelebihan masing-masing cawapres tersebut akan muncul dalam perdebatan setelah adanya evaluasi dari pelaksanaan debat kedua atau pertemuan pertama dalam debat cawapres.
"Dengan tema yang ada, mereka pasti akan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan kelebihan masing-masing cawapres, termasuk visi misi," kata Anang di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Menurut Anang, berdasarkan hasil debat pertama yang menampilkan cawapres, ada sejumlah catatan dari masing-masing calon untuk melakukan evaluasi.
Baca Juga: Slank Resmi Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 Tapi Dengan Satu Syarat
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dinilai banyak membuang waktu yang kemudian tidak menjawab pertanyaan secara substansi.
Kemudian untuk cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dipastikan juga akan melakukan evaluasi mengingat ada sejumlah gimik yang dilakukan.
Anang menilai gimik yang dilakukan pada saat debat pertama tersebut memberikan dampak.
"Memang gimik politik yang ditampilkan cawapres nomor urut 2 pada saat debat itu berkesan positif, tetapi setelah debat justru menimbulkan kontraproduktif menjadi negatif," katanya.
Secara garis besar, lanjutnya, dalam debat keempat Pilpres 2024 tersebut memang hanya akan memberikan dampak kecil terhadap masyarakat yang benar-benar memperhatikan nilai atau isi dari debat yang dilaksanakan itu.
"Artinya orang yang mengkritisi debat, kemudian mengambil nilai esensi debat, itu hanya sebagian kecil dari penonton atau netizen," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024